Di sisi lain, tes berbasis kertas dapat memakan waktu yang lebih lama dalam pengolahan hasil, karena jawaban harus dinilai secara manual dan terkadang diperiksa ulang. Selain itu, tes berbasis kertas juga dapat menjadi lebih rentan terhadap kecurangan, seperti salinan atau penggandaan jawaban oleh siswa yang tidak jujur.
Selain itu, penggunaan tes berbasis komputer dapat memiliki dampak negatif pada pengembangan keterampilan menulis siswa, karena tes berbasis komputer tidak memerlukan siswa untuk menulis secara manual. Hal ini dapat menjadi masalah, terutama bagi siswa yang memerlukan pengembangan keterampilan menulis yang baik.
Penggunaan tes berbasis kertas dapat mempengaruhi lingkungan karena penggunaan kertas yang berlebihan. Hal ini dapat menjadi masalah, terutama jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk daur ulang kertas atau mengurangi penggunaan kertas.
Dalam beberapa kasus, pemilihan jenis tes yang tepat juga dapat mempengaruhi hasil. Tes berbasis komputer, misalnya, dapat mempengaruhi cara siswa berpikir dan bekerja, terutama bagi mereka yang kurang akrab dengan teknologi atau kurang percaya diri dalam menggunakan perangkat komputer. Sebaliknya, tes berbasis kertas dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang lebih terbiasa dengan cara kerja tradisional dan lebih nyaman dengan menulis manual.
Secara keseluruhan, pemilihan jenis tes yang tepat harus mempertimbangkan banyak faktor, seperti tujuan tes, jenis siswa, dan sumber daya yang tersedia. Tes berbasis komputer dan tes berbasis kertas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga pemilihan jenis tes yang tepat harus dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengujian. Terlepas dari jenis tes yang digunakan, penting untuk memastikan bahwa tes yang disusun benar-benar mengukur kemampuan atau pengetahuan siswa secara objektif dan akurat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H