Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Film Kartun, Menyenangkan atau Berbahaya bagi Anak-anak?

3 April 2023   20:01 Diperbarui: 3 April 2023   20:06 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada yang salah dengan menonton film kartun, selama kita dapat mengoptimalkan manfaatnya dan meminimalkan dampak negatifnya pada anak-anak."

Film kartun telah menjadi hiburan populer bagi anak-anak selama bertahun-tahun. Dengan karakter ceria dan cerita fantasi yang menarik, film kartun memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan dan mendidik bagi anak-anak. Namun, seperti yang telah dibahas sebelumnya, film kartun juga dapat memiliki dampak negatif pada anak-anak jika tidak ditonton dengan bijak.

Sebagai orang tua atau pengasuh, sangat penting untuk memperhatikan waktu dan kualitas tontonan anak-anak. Terlalu banyak menonton film kartun dapat mengganggu kegiatan lain dan dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak secara negatif. 

Selain itu, orang tua dan pengasuh juga harus memilih film kartun yang sesuai dengan usia dan tingkat kematangan anak, dan memastikan bahwa pesan dan perilaku dalam tontonan tersebut sesuai dengan nilai dan norma yang diinginkan.

Namun, terdapat beberapa dampak positif dari menonton film kartun yang tidak boleh diabaikan. Film kartun dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak, serta membantu mereka mengembangkan kemampuan sosial dan mempelajari nilai-nilai positif seperti kerja sama, kebaikan, dan kejujuran. Selain itu, film kartun juga dapat memberikan hiburan yang sehat dan menyenangkan bagi anak-anak.

Namun, bagaimana seharusnya orang tua dan pengasuh menemukan keseimbangan yang tepat dalam menonton film kartun bagi anak-anak? Sebelum menentukan batas waktu dan kualitas tontonan, orang tua dan pengasuh perlu memahami karakteristik dan kebutuhan anak-anak.

Anak-anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak menonton televisi atau layar elektronik lainnya. Mereka masih dalam tahap pengembangan kognitif dan emosional yang kritis, dan terlalu banyak menonton televisi dapat mengganggu perkembangan mereka. 

Untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun, batas waktu menonton sebaiknya tidak lebih dari satu jam sehari, dan tontonan tersebut sebaiknya dipilihkan oleh orang tua atau pengasuh. 

Sedangkan untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas, batas waktu menonton dapat ditingkatkan, namun harus tetap dalam batas yang wajar dan tontonan tersebut harus sesuai dengan usia dan tingkat kematangan anak.

Selain itu, orang tua dan pengasuh juga harus memilih film kartun yang sesuai dengan usia dan tingkat kematangan anak. Film kartun yang terlalu kekerasan atau berisi adegan tidak pantas sebaiknya dihindari. 

Sebaliknya, orang tua dan pengasuh dapat memilih film kartun yang mengajarkan nilai-nilai positif dan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.

Namun, hanya membatasi waktu dan memilih tontonan yang sesuai tidak cukup. Orang tua dan pengasuh juga harus terlibat aktif dalam pengawasan dan diskusi dengan anak tentang tontonan tersebut. 

Diskusi dapat membantu anak memahami pesan dan nilai dalam tontonan tersebut, dan juga membantu mereka membangun keterampilan analitis dan kritis dalam mengevaluasi informasi dan perilaku yang mereka saksikan dalam film kartun.

Selain itu, diskusi juga dapat menjadi momen untuk membuka percakapan tentang topik yang sensitif atau sulit. Misalnya, jika anak menonton film kartun yang membahas tentang perceraian atau kematian, orang tua dan pengasuh dapat menggunakan momen tersebut untuk membicarakan tentang perasaan anak dan membantu mereka memahami situasi tersebut dengan cara yang sehat.

Orang tua dan pengasuh juga dapat memanfaatkan film kartun sebagai sarana untuk membantu anak mengembangkan keterampilan sosial. Misalnya, jika anak menonton film kartun tentang kerja sama tim, orang tua dan pengasuh dapat menggunakan momen tersebut untuk mengajarkan anak tentang pentingnya bekerja sama dalam kelompok dan bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman.

Dalam menghadapi dampak negatif dari menonton film kartun, orang tua dan pengasuh juga dapat menggunakan momen tontonan sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak tentang penggunaan teknologi yang bijak. Misalnya, orang tua dan pengasuh dapat mengajarkan anak tentang batas waktu yang wajar dalam menonton televisi atau layar elektronik lainnya, serta mengajarkan tentang penggunaan internet yang aman dan sehat.

Dengan demikian, film kartun dapat menjadi sarana yang bermanfaat bagi anak-anak jika ditonton dengan bijak. Orang tua dan pengasuh dapat memilih film kartun yang sesuai dengan usia dan tingkat kematangan anak, membatasi waktu menonton, terlibat aktif dalam pengawasan dan diskusi, serta menggunakan momen tontonan sebagai kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak.

Namun, orang tua dan pengasuh juga harus memperhatikan bahwa film kartun bukan satu-satunya sumber hiburan dan pendidikan bagi anak-anak. Anak-anak juga membutuhkan waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, serta membutuhkan waktu untuk membaca buku dan mengeksplorasi dunia nyata.

Dalam menghadapi era digital yang semakin maju, orang tua dan pengasuh harus terus belajar dan beradaptasi agar dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi generasi yang cerdas dan bijak dalam menghadapi tantangan yang ada di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun