Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan Lomba Ramadhan sebagai Wadah Membangkitkan Kecerdasan Anak 'Bodoh'

28 Maret 2023   05:35 Diperbarui: 28 Maret 2023   05:48 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda, tugas pendidik adalah membantu mereka menemukan dan mengembangkan potensi tersebut"

Bulan Ramadhan memberikan peluang tersendiri bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka melalui kegiatan lomba yang khusus diadakan pada bulan ini. Namun, yang menarik perhatian dari kegiatan ini adalah potensi yang terpendam dalam siswa yang dianggap kurang dalam hal kognitif. Ini menunjukkan bahwa anak 'bodoh' sebenarnya memiliki 'kecerdasan' tersendiri yang sering kali terabaikan oleh orang-orang.

Perlu dicatat bahwa kecerdasan memiliki banyak definisi dan pengertian yang berbeda-beda. Secara umum, kecerdasan diartikan sebagai kemampuan untuk berpikir logis, abstrak, dan analitis. Namun, pengertian kecerdasan sebenarnya lebih kompleks daripada itu. 

Howard Gardner, seorang psikolog dari Harvard University, mengemukakan bahwa kecerdasan terdiri dari delapan jenis yang berbeda, termasuk kecerdasan linguistik, kecerdasan musikal, kecerdasan visual-ruang, dan sebagainya. Dengan demikian, seseorang dapat dianggap 'bodoh' dalam satu jenis kecerdasan, tetapi cerdas dalam jenis kecerdasan yang lain.

Dalam konteks lomba di bulan Ramadhan, siswa yang dianggap kurang dalam hal kognitif mungkin memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dalam jenis kecerdasan yang berbeda. Sebagai contoh, seorang siswa yang tidak terlalu pandai dalam hal matematika mungkin memiliki kecerdasan linguistik yang lebih tinggi, sehingga ia mampu mengungkapkan ide-ide kompleks dalam kata-kata dengan mudah. 

Atau, seorang siswa yang kurang pandai dalam hal visual-ruang mungkin memiliki kecerdasan interpersonal yang lebih tinggi, sehingga ia mampu membangun hubungan yang baik dengan teman-temannya.

Namun, sayangnya, kebanyakan sekolah masih menilai kecerdasan siswa hanya dari satu sudut pandang saja, yaitu kecerdasan linguistik dan logis-matematis. Siswa yang tidak memiliki kecerdasan dalam jenis-jenis ini seringkali dianggap sebagai siswa yang bodoh, bahkan dijauhi oleh teman-teman mereka. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya harga diri dan motivasi belajar siswa tersebut.

Oleh karena itu, kegiatan lomba di bulan Ramadhan yang menekankan pada potensi siswa yang kurang dalam hal kognitif sangatlah penting. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi jenis-jenis kecerdasan yang berbeda dan menunjukkan potensi mereka di depan teman-teman mereka. Selain itu, kegiatan ini juga membantu siswa untuk mengembangkan harga diri dan motivasi belajar yang lebih baik.

Tidak hanya itu, kegiatan lomba di bulan Ramadhan juga membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Dalam kegiatan ini, siswa harus bekerja sama dengan teman-teman mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, sehingga mereka belajar untuk bekerja dalam tim dan menghargai kontribusi dari setiap anggota tim. Selain itu, kegiatan lomba juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik, baik dalam hal verbal maupun non-verbal.

Namun, kegiatan lomba di bulan Ramadhan juga harus diadakan dengan cara yang tepat. Pertama-tama, kegiatan ini harus dilakukan dengan semangat persaingan yang sehat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan potensi siswa dan bukan untuk menunjukkan siapa yang paling pintar di antara mereka. 

Oleh karena itu, guru dan orang tua harus memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan semangat persahabatan dan saling menghargai antara siswa.

Kedua, kegiatan lomba juga harus dilakukan dengan cara yang inklusif. Semua siswa, termasuk mereka yang dianggap kurang dalam hal kognitif, harus diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Guru dan orang tua harus memastikan bahwa kegiatan ini dirancang dengan mempertimbangkan berbagai jenis kecerdasan dan memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka.

Ketiga, kegiatan lomba harus dirancang dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan moral yang dianut oleh siswa. Kegiatan ini harus mendukung nilai-nilai seperti kerja sama, kejujuran, dan persatuan. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih jenis lomba yang sesuai dengan tema Ramadhan, seperti lomba menghafal Al-Quran, lomba membaca puisi tentang Islam, atau lomba membuat karya seni yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam.

Terakhir, kegiatan lomba di bulan Ramadhan juga harus diikuti dengan tindak lanjut yang tepat. Siswa yang berhasil menunjukkan potensi mereka dalam kegiatan ini harus diberikan apresiasi yang layak dan dukungan untuk terus mengembangkan potensi mereka. 

Siswa yang masih mengalami kesulitan dalam beberapa jenis kecerdasan juga harus diberikan bantuan tambahan dan pelatihan yang sesuai agar mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka.

Secara keseluruhan, kegiatan lomba khusus bulan Ramadhan merupakan kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka dalam berbagai jenis kecerdasan. Ini juga menunjukkan bahwa anak 'bodoh' sebenarnya memiliki 'kecerdasan' tersendiri yang seringkali terabaikan oleh orang-orang. 

Oleh karena itu, guru dan orang tua harus memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan cara yang tepat, yaitu dengan semangat persaingan yang sehat, inklusif, dan menghargai nilai-nilai agama dan moral yang dianut oleh siswa. 

Dengan demikian, kegiatan lomba di bulan Ramadhan dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi mereka, harga diri yang lebih baik, dan kemampuan sosial yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun