Mohon tunggu...
Syahrani Putri Hasbullah
Syahrani Putri Hasbullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia

sedang memupuk kembali semangat membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Riset di Inggris Temukan Susu Turunkan Risiko Kanker Usus Besar, Mengapa di Indonesia Susu Tidak Wajib Dikonsumsi?

24 Januari 2025   15:35 Diperbarui: 24 Januari 2025   21:23 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kanker Usus Besar, Salah Satu Ancaman Terbesar

Sel-sel di dalam tubuh kita memiliki kontrol terhadap waktu dan frekuensi pembelahan sel itu sendiri. Namun, terdapat suatu kondisi yang dapat menyebabkan sel ini hilang kendali dan membelah diri secara tidak terkontrol dan mengakibatkan munculnya suatu kumpulan sel abnormal yang disebut tumor, dalam keadaan ganas tumor berubah menjadi kanker. 

Kanker usus besar atau kanker kolorektal bermula dari sekumpulan polip atau tumpukan sel kecil yang membelah tak terkendali di dinding sel usus besar yang jika tidak ditangani segera dapat berubah menjadi kanker. Kanker usus besar menduduki peringkat keempat dengan kasus terbanyak di Indonesia bahkan  menyumbang 6,6% kematian di seluruh dunia. 

Penyebab dari kondisi ini belum diketahui secara jelas, tapi yang pasti, orang yang mewariskan genetik kanker usus besar dari keluarganya memiliki potensi lebih besar untuk mengidap kanker usus besar. Namun, bukan berarti penyakit ini sama sekali tidak bisa dicegah. Terdapat berbagai perilaku sehari-hari yang berisiko meningkatkan potensi terkena kanker usus besar di kemudian hari yang dapat kita hindari.

Perilaku berisiko yang dimaksud dan memiliki dampak signifikan ialah kebiasaan konsumsi tinggi lemak dan rendah serat serta konsumsi alkohol. Selain itu, terdapat pula perilaku berisiko lainnya yang dapat meningkatkan potensi terkena kanker usus besar seperti kurangnya intensitas beraktivitas fisik dan merokok. 

Akses terhadap makanan bergizi serta tingkat edukasi masyarakat terkait pentingnya menjaga asupan gizi menjadi tantangan terbesar dalam menurunkan prevalensi kanker usus besar. 

Bagaimana Asupan Gizi Diatur di Negara Kita?

Ngomong-ngomong soal asupan gizi, kita perlu memahami bagaimana pola konsumsi masyarakat diatur di Indonesia.  Generasi 90-an pasti tidak asing dengan pedoman bernama "4 Sehat 5 Sempurna" yang dicetuskan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo. Namun, sejak tahun 1992, pedoman ini disempurnakan ke bentuk yang lebih komprehensif yang kita kenal sebagai "Pedoman Gizi Seimbang". Hal ini dilakukan karena pedoman yang kita miliki sebelumnya dirasa kurang relevan seiring perkembangan ilmu pengetahuan. 

Isi Piringku (Sumber: Kemenkes RI)
Isi Piringku (Sumber: Kemenkes RI)

Salah satu perubahan yang menarik adalah peran susu pada pedoman tersebut. Susu segar berperan sebagai sumber protein, vitamin, serta berbagai mineral yang diperlukan oleh tubuh yang sebelumnya menjadi aspek kelima dan penyempurna dari suatu makanan diubah menjadi salah satu pilihan sumber protein hewani sebagai penukar 1 porsi ikan segar.Hal ini dilakukan bukan semata-mata tanpa alasan, tingkat intoleransi laktosa pada siswa sekolah dasar di Indonesia mencapai 57,8% yang artinya sebagian besar dari anak-anak usia sekolah tidak dapat menyerap nutrisi dari susu dengan optimal. Selain itu, susu segar juga belum tentu dapat dijangkau dengan mudah di daerah-daerah yang bukan penghasil susu perah. Alasan lainnya, kandungan gizi yang terdapat pada segelas susu masih dapat diperoleh dari lauk-pauk berprotein lainnya dengan mudah. 

Mengganti Status Susu Sebagai Alternatif, Apakah Kita Salah Langkah?

Dengan perubahan yang ada, apakah kita akan kehilangan manfaat dari segelas susu? Mari kita bahas secara singkat apa isi dari riset kesehatan yang dilakukan di Inggris terkait potensi segelas susu dalam pencegahan kanker usus besar. Riset yang dilaksanakan dengan 542.778 partisipan Million Women Study menunjukkan bahwa konsumsi alkohol memiliki hubungan yang signifikan dalam meningkatkan risiko terkena kanker usus besar, sedangkan konsumsi sereal, buah-buahan, dan produk susu beserta olahannya terbukti memiliki kontribusi dalam penurunan risiko kanker usus besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun