Menurut Kartinah dan Sudaryanto (2008), beberapa faktor internal memengaruhi perkembangan psikososial lansia, yaitu:
- Kesehatan Fisik: Penurunan kondisi fisik sering kali meningkatkan ketergantungan lansia pada orang lain dan berdampak pada kondisi mental mereka.
- Kemampuan Kognitif: Melemahnya kemampuan berpikir dapat menghambat adaptasi sosial dan memicu rasa kesepian.
- Kesehatan Psikologis: Perubahan peran sosial sering menyebabkan kecemasan dan depresi yang memengaruhi kesejahteraan emosional.
- Stres: Tingkat stres yang tinggi membuat lansia lebih rentan terhadap gangguan psikososial.
- Usia: Semakin bertambah usia, lansia cenderung menghadapi lebih banyak masalah fisik dan mental (Putra & Masnina, 2021).
Memahami faktor-faktor ini penting dalam menciptakan pendekatan holistik untuk mendukung lansia.
Lalu, Apa peran yang harus dilakukan keluarga dalam perkembangan psikososial lansia?
Qamariyah dan Sudrajat (2013) menyatakan bahwa keluarga, sebagai pihak terdekat, memiliki tanggung jawab penting dalam memenuhi kebutuhan lansia, baik dalam aspek materi maupun non-materi. Salah satu peran utamanya adalah memastikan kebutuhan psikososial lansia terpenuhi, sehingga mereka dapat menikmati masa tua yang bahagia dan sejahtera bersama keluarga. Asumsi ini menekankan bahwa keluarga berperan besar dalam mendukung kesejahteraan psikososial lansia.
Keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan psikososial lansia melalui:
1. Dukungan Emosional: Memberikan rasa aman dan kasih sayang untuk mencegah depresi dan isolasi (Juita & Shofiyyah, 2022).
2. Pengasuhan Fisik dan Psikologis: Memenuhi kebutuhan dasar lansia, seperti perawatan kesehatan dan aktivitas sehari-hari (Lase & Souisa, 2021).
3. Interaksi Sosial: Hubungan yang rutin dan positif dengan anggota keluarga membantu mencegah kesepian (Fadhlia & Sari, 2021).
4. Edukasi dan Motivasi: Membantu lansia memahami kondisi kesehatan mereka dan mendorong keterlibatan dalam aktivitas (Luthfa, 2018).
Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu seiring bertambahnya usia, lansia menghadapi tantangan yang tidak hanya bersifat fisik tetapi juga psikososial. Mulai dari pentingnya mempertahankan kemandirian, menghadapi tekanan emosional, hingga refleksi hidup yang mendalam, dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial menjadi kunci untuk memastikan mereka tetap merasa dihargai dan bermakna.