Mohon tunggu...
Syahrani
Syahrani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Kelahiran Banjarmasin, penyuka traveling, nonton dan aktif menulis di media sosial dengan tema pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hak Pakai vs Hak Milik

29 Desember 2023   06:53 Diperbarui: 29 Desember 2023   06:57 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

HAK MILIK vs HAK PAKAI

Semakin merasa milik kita, maka semakin takut kehilangan.

Fitrahnya, manusia pasti punya rasa memiliki, namun yang harus disadari, kepemilikan itu sifatnya terbatas dan semu, karena semua kepemilikan itu milik Allah.

Naruh uang dikantong misalnya, tetiba tercecer. Semakin dongkol hati kita, semakin tidak ikhlas kita, semakin merasa bahwa uang itu hak milik kita. Padahal, kata guru Saya, hanya ada dua hal yang sepenuhnya menjadi hak milik kita, yaitu pahala dan dosa. Diluar dari dua hal tersebut, kita hanya mendapat jatah HAK PAKAI.

"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang yang diberi Kitab Suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Kaya, Maha Terpuji." (QS. An-Nisa 4 : 131).

Dua kali Allah menegaskan bahwa seluruhnya adalah milik-Nya.

Pertanyaannya, sudahkah kita merasa bahwa tidak ada yang namanya kehilangan? Termasuk diri kita sendiri.

Sudahkah kita merasa ketika titipan Allah itu diambil, sesungguhnya karena memang bukan kepunyaan kita? Seketika bisa Allah cabut.

Hari ini dititipi Allah berupa HAK PAKAI kesehatan, besoknya bisa saja sakit.

Hari ini dititipi Allah berupa HAK PAKAI harta, besoknya bisa jadi diambil orang, dicuri, ditipu teman, bangkrut.   

Hari ini dititipi Allah berupa HAK PAKAI jabatan dan kekuasaan, besoknya bisa jadi kehilangan kedudukan.

Banyak orang yang khawatir kehilangan hak pakai, tapi seringkali mengabaikan apa yang menjadi hak milik sebenarnya yaitu dosa dan pahala, padahal kedua hal inilah yang melekat.

"Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikuti adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya. (HR. Bukhari no. 6514; Muslim no. 2960).

Guru Saya berpesan, jangan mati-matian untuk sesuatu yang tidak dibawa mati.

Semoga segala hak pakai yang masih bisa digunakan saat ini, dapat menjadi jalan kebaikan, menjadi amal sholeh sebagai bekal menghadap Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun