HAK MILIK vs HAK PAKAI
Semakin merasa milik kita, maka semakin takut kehilangan.
Fitrahnya, manusia pasti punya rasa memiliki, namun yang harus disadari, kepemilikan itu sifatnya terbatas dan semu, karena semua kepemilikan itu milik Allah.
Naruh uang dikantong misalnya, tetiba tercecer. Semakin dongkol hati kita, semakin tidak ikhlas kita, semakin merasa bahwa uang itu hak milik kita. Padahal, kata guru Saya, hanya ada dua hal yang sepenuhnya menjadi hak milik kita, yaitu pahala dan dosa. Diluar dari dua hal tersebut, kita hanya mendapat jatah HAK PAKAI.
"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang yang diberi Kitab Suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Kaya, Maha Terpuji." (QS. An-Nisa 4 : 131).
Dua kali Allah menegaskan bahwa seluruhnya adalah milik-Nya.
Pertanyaannya, sudahkah kita merasa bahwa tidak ada yang namanya kehilangan? Termasuk diri kita sendiri.
Sudahkah kita merasa ketika titipan Allah itu diambil, sesungguhnya karena memang bukan kepunyaan kita? Seketika bisa Allah cabut.
Hari ini dititipi Allah berupa HAK PAKAI kesehatan, besoknya bisa saja sakit.
Hari ini dititipi Allah berupa HAK PAKAI harta, besoknya bisa jadi diambil orang, dicuri, ditipu teman, bangkrut. Â Â
Hari ini dititipi Allah berupa HAK PAKAI jabatan dan kekuasaan, besoknya bisa jadi kehilangan kedudukan.