Seringkali kita terjebak, menebak-nebak dan berprasangka buruk, atau mengira-ngira sesuatu yang akan terjadi, seolah-olah kitalah yang menentukan segalanya.
Kalau lewat, terbersit, itu tidaklah mengapa tapi kalau sampai membuat kita uring-uringan, ini yang merugikan buat kita dan berdampak buruk pada kesehatan fisik serta mental kita.
Â
Perilaku memikirkan secara berlebihan disebut overthinking. Hal ini dipicu oleh rasa khawatir yang mendalam, lama-lama menjadi ketakutan, hingga berujung pada depresi. Penyebabnya bisa dari hal-hal sepele, trauma masa lalu, kehidupan sehari-hari, dll.
Segera lupakan terhadap hal-hal yang bersifat sepele, misalnya teman kita tidak menyapa kita ketika berpapasan. Mungkin saja saat itu dia tidak fokus matanya ke kita, atau sedang terburu-buru, dll.
Ketika menasehati atau memberi saran ke teman misalnya, belum tentu dia mau menurutinya.
"Tapi wajahnya masam Pak."
Gapapa, Itu haknya dia, wong itu wajahnya dia koq. Jangan sampai kita baper memikirkannya berlama-lama dan jangan pula ikut-ikutan memasang wajah masam hehehe. Â
Kalau ada hal-hal yang berat kemudian sudah terselesaikan, berilah batasan waktu untuk melupakannya. Jangan habiskan waktu dan energi kita untuk mengungkit-ungkit kembali di memori kita.
Tentu ini tidak mudah, namun harus kita latih dengan membiasakan berfikiran positif dan menyadari bahwa segala hal yang terjadi adalah atas ijin-Nya. Tugas kita hanya berupaya melakukan hal yang terbaik dengan niat dan cara yang benar. Itu saja.
Setiap kita berhak bahagia.
Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H