Mohon tunggu...
Syahrani
Syahrani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Kelahiran Banjarmasin, penyuka traveling, nonton dan aktif menulis di media sosial dengan tema pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biar Banyak Asal Ikhlas

25 Februari 2023   06:56 Diperbarui: 25 Februari 2023   07:09 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

"Sedekah koq dipaksa?"

Gapapa.

"Ntar nggak ikhlas."

Lama-lama juga ikhlas.

Lucunya, banyak orang yang mengungkit-ungkit keikhlasan ini ketika membahas tentang sedekah, padahal semua ibadah, semua amal kebaikan itu, muaranya adalah ikhlas. Sholat, puasa, dll juga harus ikhlas khan? Tidak hanya sedekah khan?

Nah, kapan kita bisa ikhlas?

Pernah liat petugas kebersihan yang dengan nikmatnya makan nasi bungkus di atas truk sampah? Koq bisa, sementara di sekelilingnya penuh tumpukan sampah yang berbau tidak sedap. Apa tidak (maaf) jijik?

Jawabannya karena mereka sudah terbiasa.

Awalnya 'dipaksa' keadaan. Kesehariannya bergelut dengan sampah. Di TPS, di dalam truk, hingga di tempat pembuangan akhir, selalu dikelilingi oleh sampah. Mau tidak mau, harus 'bersahabat' dengan sampah.

Ketika baru bekerja sebagai petugas kebersihan, tentu saja makanan apapun menjadi tidak enak ketika berada ditumpukan sampah, perut terasa mules, bahkan bisa muntah.

Keterpaksaan yang terus-menerus diulang-ulang, akan berubah menjadi hal yang biasa.

Membiasakan jalan kaki dipagi hari, kalau tidak dipaksa, tidak akan bisa.

Dulu waktu kita kecil, harus dipaksa-paksa ketika disuruh sholat.

Banyak hal yang berasal dari keterpaksaan.

Ketika kita sudah terbiasa, maka tanpa disuruh, tanpa dipaksa, kita akan senang hati melakukannya. Ujung-ujungnya keikhlasan akan muncul.

Balik ke perkara sedekah.

Awalnya, karena terpaksa, hati tidak enak, uang terasa hilang, fikiran berkecamuk, maka boleh jadi disaat itu kita tidak mendapatkan pahala.

Apakah sia-sia? Tentu tidak. Insha Allah niat kita akan dicatat sebagai amal kebaikan.

Kata guru Saya, sedekah itu 4 dimensi. Pertama, boleh dilakukan sembunyi-sembunyi. Kedua, boleh terang-terangan. (Q.S Al Baqarah 274). Ketiga, bersedekah dikala sempit. Keempat, bersedekah dikala lapang. (QS. Ali Imran : 134).

Yuk paksakan diri kita untuk berbuat lebih. JANGAN lagi kita berkata, biar sedikit, yang penting ikhlas.

Sedekah itu nggak papa banyak asal ikhlas daripada sedikit tapi diungkit-ungkit.

Sepakat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun