Mohon tunggu...
Syahrani
Syahrani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Kelahiran Banjarmasin, penyuka traveling, nonton dan aktif menulis di media sosial dengan tema pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Kebaikan Pasti Berbalas?

10 Februari 2023   06:28 Diperbarui: 10 Februari 2023   06:50 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya akan ceritakan sebuah kisah nyata.

Ada seorang bos, namanya Pak Anton. Orangnya masih muda, bisnisnya ada dimana-mana, hidupnya glamor dan penuh foya-foya. Di rumahnya, seringkali diadakan pesta. Hidupnya dikelilingi oleh wanita-wanita cantik nan memikat.

Salah satu karyawan Pa Anton adalah Pa Hendra. Usianya sekitar 50 tahunan. Setiap hari Ia melakukan rutinitas sebagai staf di bagian umum. Pa Hendra dikenal sebagai orang yang jujur, nerimo, nggak pernah neko-neko.

Selama puluhan tahun mengabdi, Ia isi dengan kerja keras dan tak kenal lelah. Datang lebih awal, pulang terkadang paling akhir. Seringkali ia pun harus berpanas-panas ketika ditugaskan ke lapangan.

Namun sayangnya, Pa Hendra kurang dihargai bosnya. Ia tidak pernah dikasih reward atas kinerjanya yang jauh melebihi rekan-rekannya. Jarang pula diajak pada kegiatan tahunan yang diikuti seluruh karyawan perusahaan.

Mendadak, Pa Hendra jatuh sakit hingga akhirnya meninggal. Sampai disini, tidak ada perhatian apapun dari perusahaan atas jasa-jasanya ketika dia masih hidup. Sementara si Bos, bisnisnya makin moncer, hidupnya tambah enak.

Pertanyaannya, adilkah dunia ini. Bagaiamana 'peran' Yang Maha Kuasa?

Ceritanya belum selesai sampai disini.

Tahun demi tahun berganti, salah satu anak dari Pa Hendra menjadi seorang entrepreneur, trainer dan juga penulis. Di tahun 2013, Ia dinobatkan sebagai 1 dari 24 tokoh berpengaruh di Indonesia. Tulisannya menjadi inspirasi bagi jutaan orang di belasan negara di 5 benua.

Bagaimana nasib si Bos? Dimasa tuanya, hidupnya sakit-sakitan. Tidak ada yang mau merawatnya, anak dan isterinya juga meninggalkannya. Bahkan ketika sekarat, tidak ada keluarga yang menjenguknya. Hingga akhirnya ia meninggal, barulah mereka datang.

Masih ingat Hukum Kekekalan Energi?

Boleh jadi kebaikan yang kita lakukan saat ini tidak dibalas seketika.

Boleh jadi kesuksesan seorang anak adalah balasan atas kebaikan-kebaikan dan do'a-do'a orang tuanya.

Energi tidak dapat hilang. Energi hanya dapat berpindah atau berubah dalam bentuk lain.

Pada hakikatanya, kerja dan kinerja adalah untuk kita sendiri. Ganjarannya juga untuk kita sendiri. Kalaupun kita tidak menerimanya secara langsung, maka anak dan keturunan kita akan menikmatinya. Pun tidak terjadi di dunia, maka di akhirat kelak.

"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan." (QS. Huud : 115)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun