Bolehkan kita gengsi?
Boleh dong, kalau gengsinya positif. Misalnya gengsi karena selalu dibantu orang lain. Gengsi selalu tergantung dengan orang lain.
Gengsi yang positif justru akan memberikan dorongan motivasi diri agar lebih baik, serta dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Secara sederhana, gengsi adalah kehormatan atau harga diri. Dilansir oleh Hellosehat sebagaimana Psychology Today, gengsi dibentuk oleh manusia sebagai benteng terluar untuk menutupi kelemahan dan kekurangan diri sendiri.
Nah, bagaimana kalau gengsinya berlebihan? Tentu tidak baik dan berdampak buruk pada kesehatan mental.
Gengsi liat temannya beli hp baru, akhirnya beli juga hp yang lebih mahal. Gengsi liat temannya beli motor baru, akhirnya beli juga motor keluaran terbaru. Parahnya, belinya nyicil, memaksakan diri, padahal hp dan motornya masih bagus. Â
Orang dengan gengsi yang berlebihan, tidak ragu untuk berbohong. Berpura-pura dengan tujuan menaikkan status sosial agar terlihat lebih baik dari orang lain.
Saran Saya, jadilah diri sendiri, jangan membanding-bandingkan dengan orang lain. Setiap manusia itu unik. Kita tidak akan pernah bisa menyelaraskan pencapaian tiap orang satu sama lain. Perbanyak bersyukur tentu lebih baik.Â
Daripada berpura-pura, mending berupaya, misalnya jualan. Ini khan dampaknya jelas yaitu menambah penghasilan.
"Gengsi Pak. Saya khan sudah S2, lulusan terbaik pula. Masa jualan?"
Naaah....disuruh jualan malah gengsi. Menurut Saya, sepanjang itu halal, legal, jual. Syukur-syukur yang kita jual punya manfaat yang besar sehingga yang ditawarkan adalah solusi bagi orang lain. Kenapa harus gengsi?
Yuk turunkan rasa gengsi, turunkan rasa malu berjualan.
Naiknya harga-harga di awal tahun 2023, tidak akan teratasi oleh rasa gengsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H