"Seandainya dia lebih rajin."
"Seandainya dia mau mendengarkan kata-kata Saya."
"Kenapa seperti itu. Mestinya khan seperti yang Saya contohkan kemaren."
"Coba kalau dia begini, pasti nggak bakalan terjadi yang begitu."
"Padahal sudah Saya ingatkan berkali-kali."
Pernah berharap ingin merubah orang lain? Sah-sah saja itu kita lakukan. Khan niatnya bagus.
Namun perlu kita ingat bahwa yang bisa merubahnya adalah dirinya sendiri.
Apa yang bisa kita lakukan? Hanya 3 hal.
Pertama, mengajak.
Kedua, mencontohkan.
Ketiga, mendo'akan.
Apakah akhirnya ia mau berubah ataupun tidak, itu kewenangan Allah saja.
Kuncinya, jangan terlalu berharap kepada manusia. Semakin berharap, semakin sakit hati.
Niat kita bagus, namun jangan mengambil haknya Allah. Dialah yang mengatur semuanya. Suka-suka Allah dong.
Terkadang kita egois. Pengen merubah orang lain, padahal merubah diri sendiri saja nggak sanggup.
Bukankah kata Allah : "Allah tidak merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah diri mereka sediri." (QS. Ar-Ra'd : 11).
Ini yang sering kita lupakan. Ingin merubah orang lain, ingin merubah keadaan, sementara diri sendiri tidak pernah mau kita rubah.
Kita tahu kekurangan kita, tapi tidak berusaha memperbaikinya.
Kita tahu potensi kita, tapi tidak berusaha mengoptimalkannya.
Kita tahu sholat sering telat, tapi tidak berusaha tepat waktu.
Kita tahu nilai gaji kita, tapi tidak berusaha mencari tambahan penghasilan.
Saran Saya, daripada terlalu berharap bisa merubah orang lain, mending kita memperbaiki, introspeksi diri kita sendiri sebagai bahan untuk kita bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H