Saya yakin, banyak yang mau ketika ditawari hal ini.
Karyawan? Mau.
Dokter? Mau.
Pengangguran? Mau.
PNS, TNI, Polri? Mau.
Petani, tukang kayu, buruh, nelayan? Mau
Pokoknya banyak yang mau kalau ditawari jadi pengusaha.
Tapi....Mau saja, belum cukup.
Harus berani 'take action'. Harus berani memulai. Kelihatannya sederhana, tapi kenyataannya banyak yang takut, ragu-ragu, pesimis ketika disuruh memulai.
"Kalau gagal?"
Tinggal diulang.
"Gagal lagi?"
Ulang lagi. Tidak peduli berapa kali kita gagal, yang penting jumlah kita bangkit harus lebih banyak daripada gagal.
Banyak yang cuma berani sampai bikin ide saja. Setahun bisa 10 ide bisnis yang dimiliki, namun tak satupun yang direalisasi.
Banyak juga yang cuma jadi peramal masa depan.
"Kalau rugi bagaimana."
"Kalau nggak ada yang beli, bagaimana."
"Sepertinya tahun depan adalah waktu yang tepat untuk memulai."
Ujung-ujungnya, ga buka-buka usahanya. Karena sudah diramalnya. Bakal rugi, bakal nggak ada yang beli, bakal sepi kalau tahun ini, dst. Padahal dibuka saja belum.
Jangan takut, kita khan punya Allah, sang Maha Pemberi Rezeki.
Beranilah mengambil risiko. Jika berhasil berarti maka tujuan tercapai, jika gagal berarti membuat kita lebih bijaksana, lebih sabar. Tujuannya agar mau belajar, mengevaluasi dimana letak kesalahannya.
Semakin kebanyakan teori, semakin takut memulai.
Mulai saja dulu, benahi sambil jalan. Syukur-syukur ada mentornya agar jalan yang ada tuju itu lebih jelas arahnya, lebih cepat nyampe'nya.
Berani memulai?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H