Belum pernah ke pasar ya?
"Kenapa emangnya?"
Jawabannya ada di pasar.
"Maksudnya?"
Di pasar, semua kebutuhan pokok dijual. Untuk memudahkan pembeli, biasanya produk sejenis letaknya dikelompokkan. Los sayur, khusus orang jualan sayur. Los ikan, tempat berkumpulnya pedagang ikan, dst.
Di los sayur blok A, rata-rata orang jualan cabe, di blok B juga ada cabe. Blok C, juga menjual cabe. Rata-rata cabe yg dijual itu jenisnya sama. Kadang, sumbernya pun sama. Satu penyedia untuk di ecer ke beberapa penjual.
Seringkali kita khawatir, ragu ketika mau diajak berjualan, eh ternyata teman kita, tetangga kita, keluarga kita, juga menjual produk yang sama. Benar-benar sama persis, sampai merknya pun sama.
Alasannya macam-macam.
"Kalau banyak yang jual, ntar siapa yang beli."
"Nggak enak nawarin. Sahabat Saya juga jual itu."
Nah, orang kayak gini, mending diajak ke pasar.
Itulah anehnya kita. Ketika melihat Alfa dan Indo bertetangga, dengan lantang kita katakan, "Rezeki sudah ada yg ngatur, nggak bakalan tertukar."
Ketika kitanya yang disuruh jualan, mana petuah yang lantang tadi....
Jual diri saja, kata Guru Saya.
Kaget Saya!!! Ternyata maksudnya adalah personal branding.
Jualan boleh sama tapi penjualnya khan pasti berbeda.
Tugas kita adalah berikhtiar memperbaiki personal branding. Kenapa orang harus beli ke kita, bukan ke orang lain. Kita gali lagi, apa saja kelebihan kita, apa saja nilai plus kita yg bisa di optimalkan, misalnya ramah, fast response, amanah, dll.
Itu sebenarnya yang harus diperjuangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H