"Lu bukan circle gue."
Emang cirle lu apaan.
Gerabah (Grup Ramai Ghibah).
Kejora (Kelompok Jomblo Ceria),
Ijo Lumut (Ikatan Jomblo Lucu dan Imut).
Girlies, Besties, Gabut Bersama.
Suheri (Suka heboh sendiri)
Lagi pada rame ngomongin "circle". Pas ngumpul bilang circle, saat makan-makan bilang circle. Di media sosial? Banyak juga yang ngebahas circle.
Circle apaan sih? Dalam bahasa Inggris artinya lingkaran.
Secara pemaknaan, circle adalah kelompok pertemanan yang memiliki banyak kesamaan.
Circle atau sirkel bisa berarti grup, kelompok, komunitas atau geng.
Rentang waktu usia 20-30 tahun adalah masa-masa yang produktif untuk mulai berbuat lebih. Tidak lagi hanya sekadar nongkrong nggak jelas. Tahan berjam-jam duduk bareng sirkel, tapi manfaatnya ga ada. Â
Wahai anak muda, sirkel-mu ngomongin apa biasanya? Kalau sirkel utama kalian tidak membahas yang berkaitan masa depan, pengembangan diri, investasi, bisnis, maka saran Saya, temukan sirkel baru. Sirkel yang membuatmu lebih baik, lebih berkualitas dari dirimu sebelumnya.
Nongkrong tentu saja boleh, tapi kalau nongkrong berjam-jam dikali sekian tahun ternyata tidak menghasilkan apa-apa, tidak membuat bertumbuh, tidak punya mindset yang besar. Buat apa?
10-20 tahun yang kita lakukan hari ini akan berdampak pada 10-20 tahun yang akan datang. Artinya, yang terjadi pada hari ini adalah buah yang kita lakukan dari 10-20 tahun yang telah lalu.
Ingat pesan Bob Sadino. "Tidak ada kenyamanan di usia tua jika kamu malas di usia muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H