"Ternyata, dunia online itu cocoknya untuk anak muda."
Kata siapa?
"Kata kakek Saya Pak."
Kenapa kakekmu bilang begitu.
"Ribet katanya."
Tuh liat, anak-anak PAUD, sudah mahir game online.
"Ehm...Maksudnya, tidak cocok bagi orang yang sudah tua."
Kalau menurut kamu bagaimana.
"Kalau Saya, bagaimana baiknya aja."
Hahahaha....Cari aman ya.
Awal-awal kehadiran smart phone, kesannya memang ribet. Pakai tombol Menu kemudian diarahkan ke sub menu lainnya. Tidak seperti sekarang, semuanya tinggal sentuh layar, praktis dan terkoneksi dengan berbagai aplikasi.
'Campur tangan c0v1d' dalam 2 tahun terakhir, telah membuat dunia online tumbuh pesat. Belajar-mengajar, rapat-rapat, kursus, bikin KTP, bikin IMB, semuanya bisa online.
Dari situ sebenarnya kita 'dipaksa' beradaptasi. Kalau kita mau.
Suka atau tidak suka, kita harus bisa menyesuaikan diri, termasuk dalam berbisnis. Ketika banyak usaha yang tutup karena bangkrut, peminat sepi, daya beli rendah, jangkauan pelanggan terbatas, maka bisnis online ini bisa eksis dan menjadi solusi bagi banyak orang.
Nah, apakah bisnis online hanya cocok untuk anak muda?
Tentu tidak.
Di komunitas kami ada beberapa yang usianya di atas 50 tahun, bisa bisnis online. Sebaliknya, banyak juga anak muda yang bisanya cuma wa dan telepon saja. Alasannya gaptek. Â
Tidak ada istilah gaptek. Bisnis online itu cocok bagi siapa saja.
"Bukankah bisnis online itu hanya posting-posting aja Pak."
Laku?
"Nggak. Kenapa ya Pak.?Â
Makanya belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H