Mohon tunggu...
Muhammad Syahran Ananta
Muhammad Syahran Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Airlangga

A Newbie Writer

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rivalitas dalam Sepak Bola: Identitas Sosial, Bentrokan dan Cara Mencegah

1 Juni 2023   19:18 Diperbarui: 1 Juni 2023   19:30 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
La menace terroriste sur l'Euro 2016 ne doit pas faire oublier celle du hooliganisme (huffingtonpost.fr)

Terakhir yakni perbandingan, setelah kita selesai mengkategorisasikan diri kita sebagai bagian dari suatu kelompok dan mengidentifikasikan sebagai bagian dari kelompok tersebut, maka kita akan membandingkan kelompok kita secara positif dengan kelompok lain. 

Misalnya, pada saat ini kita tahu bahwa Manchester City tengah mendominasi kompetisi Premier League dengan memenangkannya secara tiga kali berturut-turut. 

Penulis sebagai penggemar Manchester United akan mencari sisi positif dari klub yang penulis dukung agar masih memiliki rasa percaya diri menjadi bagian dari kelompok itu. Penulis kemudian membandingkan jumlah trofi yang dimenangkan oleh Manchester United dibandingkan Manchester City, disitu kepercayaan diri penulis langsung meningkat dan penulis merasa legowo dengan pencapaian Manchester City. 

Ada juga contoh lain yang sering kita temui di media sosial. Kalian pasti sering menemui unggahan yang membandingkan Cristiano Ronaldo dengan Lionel Messi. Dalam komentar unggahan tersebut, seringkali kita lihat penggemar Ronaldo dan Messi saling melempar olok-olokkan dan juga memberi statistik dimana idola kebanggaan merekalah yang lebih baik. Kedua contoh itulah merupakan proses perbandingan sosial dimana kita harus merasa in-group kita harus lebih "kuat" dibandingkan out-group. 

  1. Mengapa fenomena bentrok antar penggemar sepak bola yang merupakan rival satu sama lain acap kali terjadi?

Hal tersebut sering kali dipicu oleh adanya tindak provokasi dari salah satu tim suporter, sehingga sering terjadi bentrokan. Bentrokan ini sering terjadi jika ada pertandingan dimana salah satu tim bertemu dengan rival satu kotanya (Derby Della Madonina) atau rival berbeda kota (North West Derby). 

Karena tensi yang sangat tinggi dan juga kondisi yang mendukung (sedang melakukan perebutan gelar juara) memang para suporter mudah tersulut emosinya jika tim kesayangan mereka menelan kekalahan. 

Sehingga harus ditanamkan bahwa menang kalah itu hal yang biasa saja, menelan satu kekalahan bukan merupakan akhir dunia bukan? Jangan sampai kita menyakiti sesama manusia hanya karena permainan 90 menit. 

  1.  Bagaimana membangun rivalitas yang didasari dengan sportifitas?

Dalam membangun rivalitas yang didasari dengan sportifitas pertama-tama harus dilihat dari lingkup kelompoknya. Jika kelompok menjunjung tinggi sportifitas dalam norma kelompoknya, maka para anggotanya akan ikut mewujudkan hal tersebut. Jika dalam lingkup kelompoknya mendukung anarkisme dalam nilai-nilai yang dijunjung maka hasilnya tidak akan baik. Sehingga kita harus memilih fanbase secara selektif jangan asal pilih.

Kedua, jangan anggap out-group kita sebagai musuh, melainkan sebagai saudara yang harus kita kalahkan. Jangan timbulkan prasangka atau melakuikan tindakan diskriminatif terhadap out-group kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun