Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan. Pendekatan ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan perlindungan lingkungan dan pemerataan manfaat kepada seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif tidak hanya menjadi tujuan jangka pendek, tetapi juga landasan untuk menciptakan stabilitas sosial dan ekonomi jangka panjang.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip inklusivitas dan keberlanjutan melalui berbagai kebijakan strategis. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3–5,6 persen, dengan prioritas pada pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Angka ini tetap berada di atas rata-rata global yang diperkirakan sebesar 3,4 persen. Stabilitas ekonomi Indonesia ini merupakan hasil dari kebijakan yang berorientasi pada penguatan daya saing, transformasi struktural, dan peningkatan investasi di sektor-sektor strategis.
Di bidang sosial, pemerintah menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai pilar utama dalam mewujudkan pertumbuhan yang inklusif. Melalui program pendidikan yang lebih terjangkau dan layanan kesehatan yang diperbaiki, pemerintah berupaya menciptakan SDM yang produktif, inovatif, dan berdaya saing. Salah satu langkah konkret adalah percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, yang pada tahun 2022 berhasil menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 9,36 persen, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, pemerintah juga berfokus pada penurunan prevalensi stunting, yang saat ini menjadi salah satu indikator utama kesejahteraan masyarakat. Target penurunan stunting menjadi prioritas nasional, sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas hidup generasi masa depan.
Di sisi lingkungan, pemerintah memprioritaskan penerapan prinsip-prinsip ekonomi hijau sebagai bagian dari agenda pembangunan berkelanjutan. Kebijakan ini mencakup pengurangan emisi karbon, pengelolaan sumber daya alam yang lebih bijaksana, dan pengembangan energi terbarukan. Salah satu langkah signifikan adalah pengurangan deforestasi yang telah menjadi perhatian global. Berdasarkan data Global Forest Watch, Indonesia berhasil mengurangi laju kehilangan hutan primer sebesar 25 persen antara 2020 dan 2022, menunjukkan komitmen kuat terhadap perlindungan lingkungan. Selain itu, proyek-proyek energi terbarukan seperti pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan angin terus digenjot untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Pendekatan pembangunan yang inklusif juga mencakup upaya pemerintah dalam meningkatkan investasi di daerah-daerah tertinggal dan mendorong pembangunan infrastruktur yang dapat menjangkau seluruh wilayah. Proyek-proyek besar seperti Jalan Tol Trans-Sumatera dan Trans-Jawa tidak hanya mempercepat waktu tempuh logistik tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi. Dengan konektivitas yang lebih baik, daerah-daerah terpencil kini memiliki akses yang lebih besar terhadap pasar, sumber daya, dan peluang kerja, sehingga mendorong pemerataan ekonomi.
Namun, tantangan besar tetap ada dalam mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. Ketimpangan sosial masih menjadi salah satu isu utama. Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa koefisien Gini Indonesia pada tahun 2022 berada di angka 0,38, yang mengindikasikan ketimpangan pendapatan yang cukup signifikan. Ketimpangan ini memerlukan pendekatan yang lebih holistik, termasuk reformasi sistem perpajakan untuk memastikan distribusi kekayaan yang lebih merata, serta penguatan program jaminan sosial untuk melindungi kelompok masyarakat rentan.
Selain itu, keberlanjutan lingkungan tetap menjadi perhatian kritis. Meskipun ada kemajuan dalam pengurangan deforestasi, tantangan besar seperti eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan polusi industri masih memerlukan perhatian lebih. Pemerintah harus memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mengorbankan ekosistem yang menjadi penopang kehidupan masyarakat dalam jangka panjang. Pendekatan berbasis data dan penerapan teknologi ramah lingkungan dapat menjadi solusi untuk mengelola sumber daya alam secara lebih efektif dan efisien.
Kesimpulannya, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif adalah jalan tengah yang paling realistis untuk menghadapi tantangan pembangunan di era modern. Dengan mengintegrasikan pembangunan sosial, perlindungan lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia berupaya menciptakan landasan yang kokoh untuk masa depan yang lebih cerah. Namun, keberhasilan dari upaya ini sangat bergantung pada keberlanjutan komitmen politik, penguatan koordinasi antar-lembaga, dan partisipasi aktif dari masyarakat dan sektor swasta. Dengan pendekatan yang tepat, pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif tidak hanya akan menjadi visi, tetapi juga kenyataan yang membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi sebesar 8% adalah pencapaian yang pantas diapresiasi, tetapi harus dilihat dengan perspektif yang seimbang dan mendalam. Angka ini bukan sekadar hasil statistik, melainkan sebuah peluang besar untuk mendorong pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan. Namun, pertumbuhan semacam ini hanya akan bermakna jika manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya oleh segelintir kelompok elit. Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi harus didasarkan pada fondasi yang kuat, seperti reformasi struktural, pengelolaan sumber daya yang bijak, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tanpa itu, optimisme dapat menjadi euforia semata yang tidak memberikan dampak nyata.
Sebaliknya, pesimisme yang berlebihan juga perlu dihindari. Tantangan seperti ketimpangan sosial, ketergantungan pada komoditas, atau risiko lingkungan memang nyata, tetapi dapat diatasi melalui kebijakan yang tepat dan keberlanjutan komitmen pemerintah serta sektor swasta. Mengadopsi pendekatan yang fokus pada diversifikasi ekonomi, perlindungan lingkungan, dan penguatan infrastruktur sosial seperti pendidikan dan kesehatan adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi ini memiliki dampak jangka panjang yang positif.