Mohon tunggu...
syahmardi yacob
syahmardi yacob Mohon Tunggu... Dosen - Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Prof. Dr. Syahmardi Yacob, Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Jambi, memiliki passion yang mendalam dalam dunia akademik dan penelitian, khususnya di bidang strategi pemasaran, pemasaran pariwisata, pemasaran ritel, politik pemasaran, serta pemasaran di sektor pendidikan tinggi. Selain itu, beliau juga seorang penulis aktif yang tertarik menyajikan wawasan pemasaran strategis melalui tulisan beberapa media online di grup jawa pos Kepribadian beliau yang penuh semangat dan dedikasi tercermin dalam hobinya yang beragam, seperti menulis, membaca, dan bermain tenis. Menulis menjadi sarana untuk menyampaikan ide-ide segar dan relevan di dunia pemasaran, baik dari perspektif teoritis maupun aplikatif. Gaya beliau yang fokus, informatif, dan tajam dalam menganalisis isu-isu pemasaran menjadikan tulisannya memiliki nilai tambah yang kuat, khususnya dalam memberikan pencerahan dan solusi praktis di ranah pemasaran Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Digitalisasi: Menjaga Inovasi Sambil Merawat Identitas Budaya

26 Oktober 2024   13:36 Diperbarui: 26 Oktober 2024   13:47 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Selain itu, kolaborasi antara sektor swasta dan komunitas budaya juga dapat menjadi langkah strategis. Perusahaan teknologi dapat berinvestasi dalam proyek-proyek yang bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, seperti pengembangan aplikasi yang menampilkan seni dan tradisi lokal. Dengan demikian, digitalisasi dapat menjadi alat untuk memperkuat identitas budaya, bukan sebaliknya.

Dalam bagian terakhir, kita akan membahas kesimpulan dan rekomendasi untuk menghadapi tantangan digitalisasi dalam konteks identitas budaya.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Digitalisasi membawa banyak inovasi yang bermanfaat, namun juga menghadirkan tantangan serius terhadap identitas budaya. Proses homogenisasi budaya, pengaruh budaya asing, dan perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi budaya menjadi isu yang perlu diatasi. Melalui upaya bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, pelestarian identitas budaya di era digital dapat dicapai.

Rekomendasi untuk melestarikan identitas budaya di era digital antara lain adalah integrasi pendidikan budaya dalam kurikulum, pemanfaatan teknologi digital untuk promosi budaya lokal, dukungan pemerintah terhadap seniman dan komunitas budaya, serta kolaborasi antara sektor swasta dan komunitas budaya. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan identitas budaya dapat tetap terjaga dan berkembang meskipun di tengah arus digitalisasi yang semakin kuat.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi kita untuk tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi pelestari budaya. Dengan demikian, digitalisasi dapat menjadi alat yang mendukung keberagaman budaya, bukan ancaman bagi identitas budaya itu sendiri.

*Guru Besar Bidang Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Sumber Rujukan

Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Data Pengguna Internet di Indonesia.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). (2020). Laporan Festival Budaya.

Cybersecurity Ventures. (2021). Cybercrime Report.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun