Mohon tunggu...
Syahlwah Lestari
Syahlwah Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - pengaruh hubungan toxic relationship dalam psikologi

STAI AL-HAMIDIYAH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Hubungan Toxic Relationship dalam Psikologi

5 Januari 2023   16:29 Diperbarui: 5 Januari 2023   16:31 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Hubungan Toxic Relationship dalam Psikologi

Apakah kamu sedang berada di fase hubungan toxic relationship?

Setiap pasangan pastinya ingin memiliki hubungan yang sehat dan ideal. Namun, untuk memiliki hubungan tersebut diperlukannya kerjasama antara kedua belah pihak. Hubungan yang sehat dan ideal bukan berarti hubungan tanpa adanya masalah. Tidak sedikit juga dalam sebuah hubungan salah satu pihak merasa terancam atau tidak nyaman. Jika kamu merasakan hal tersebut, bisa saja kamu sedang berada di toxic relationship loh.

Apa itu Toxic relationship?

Toxic relationship merupakan istilah untuk hubungan yang tidak sehat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Toxic relationship ini dapat dikategorikan dalam banyak hal mulai kekerasan fisik, emosional, verbal, hingga seksual. Toxic relationship sendiri merupakan hal yang merugikan dan memberikan dampak buruk seperti konflik batin, kecemasan, trauma, hingga depresi.

Sedangkan menurut Dr. Lillian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi yang dalam bukunya berjudul Toxic People (1995) mendefinisikan toxic relationship adalahhubungan yang tidak saling mendukung satu sama lain. Yang mana salah satu pihak berusaha memiliki kontrol yang besar terhadap pihak lain.

Lalu, bagaimana ciri toxic relationship?

Menurut Effendy (2019) ada beberapa ciri-ciri dari toxic relationship yaitu:

1. Rasa Cemburu yang berlebihan

Dalam suatu hubungan, cemburu merupakan hal yang wajar. Tetapi jika cemburu sudah sampai melukai secara fisik dan mental pasangan, itu hal yang tidak wajar. Jika pasangan kamu cemburu sampai melarang kamu berteman dengan lawan jenis, bahkan jika sampai tidak diperbolehkan bermain atau mengerjakan tugas sekalipun tidak ada lawan jenis, maka pasanganmu sudah termasuk pasangan toxic.

2. Ego yang Tinggi

Salah satu ciri pasangan yang toxic yaitu memiliki egois yang tinggi. Orang dengan tingkat ego yang tinggi selalu mengutamakan kepentingan pribadi daripada orang lain. Jika kalian merasa pasangan kalian ketika menyelesaikan masalah ingin menang sendiri, perhitungan, dan kurang empati maka pasangan kalian adalah pasangan yang egois.

3. Memberikan komentar negatif atau kritik

Kritik yang dimaksud adalah kritik yang negatif. Tidak ada yang salah dalam memberikan kritik di dalam suatu hubungan. Namun jika dilakukan dengan cara yang salah, kritik yang seharusnya membangun justru menjadi bom yang bisa menghancurkan hubungan kamu.

4. Tidak adanya kejujuran

Hubungan yang sehat adalah hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan tumbuh dari kejujuran yang diterimanya. Tetapi, jika sebuah hubungan yang di dalamnya tidak ada kejujuran dan kepercayaan satu sama lain, itu tandanya kamu berada di toxic relationship yang harus kamu jauhi.

5. Merasa Tidak Aman dalam Suatu Hubungan

Dalam hubungan yang toxic, pasangan dapat melakukan kekerasan fisik yang di mana pasangan dapat memukul, mendorong dan melakukan kekerasan lainnya. Pasangan selalu mengancam kamu jika kamu tidak mau menuruti perkataannya. Pasangan selalu mengatur kegiatan bahkan sampai dengan siapa kamu berteman. Tindakan-tindakan seperti itu yang membuat kamu merasa tidak aman dan merasa terancam. Jika sudah berada di posisi ini, sudah seharusnya kamu menyadari bahwa kamu sedang berada di lingkaran toxic relationship.

Dampak buruk dari toxic relationship.

1. Kehilangan diri sendiri

Seseorang yang mengalami toxic relationship dapat menjadi stress dan memicu hal-hal negatif yang tidak diinginkan, seperti menyalahkan diri sendiri, tidak percaya diri, bahkan menjadi lebih sensitif.

2. Kondisi menjadi memburuk seiring waktu

Hubungan toxic akan membuat seseorang yang mengalaminya merasa lelah. Hal ini mengakibatkan pekerjaan tidak diselesaikan dengan baik.

Meskipun hanya sementara dirasakan, tetapi ketika seseorang mengalami hal buruk dan menjalani hubungan yang tidak sehat, akan membuat kondisinya menjadi buruk seiringnya waktu.

3. Lahirnya pikiran negatif

Mengalami toxic relationship membuat seseorang sulit untuk bahagia, bahkan menimbulkan pikiran yang buruk dalam diri sendiri.

Situasi ini, membuat seseorang secara terus-menerus merasa sedih dalam suasana hati yang buruk. Hal ini dikarenakan menghabiskan banyak waktu dengan pasangan yang begitu negatif. Hal itulah yang membuat diri sendiri memiliki sifat negatif juga.

4. Emosi tidak stabil

Pertengkaran yang sering terjadi dengan pasangan yang toxic membuat emosi menjadi tidak stabil.

Selain itu, emosi yang timbul terkadang membuat seseorang secara tidak sadar melampiaskannya kepada orang-orang yang tidak bersalah.

5. Stress

Nyatanya, toxic relationship dapat menyebabkan stress yang mampu melemahkan kesehatan mental dan fisik.

Selain itu, stress juga dapat memperburuk masalah kesehatan, termasuk kesehatan sistem kekebalan tubuh dan gangguan mood.

6. Berdampak negatif bagi kesehatan

Toxic relationship sangat berbahaya bagi kesehatan, baik kesehatan mental maupun fisik.

Tidak hanya itu, penelitian mengungkapkan bahwa toxic relationship dapat mengakibatkan masalah jantung, kadar gula darah, tekanan darah tinggi, serta sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Memang bukan hal yang mudah untuk keluar dari toxic relationship, terlebih hubungan tersebut sudah berjalan cukup lama. Namun, bukan berarti toxic relationship bisa dianggap sepele.

Setiap hubungan tentunya berbeda-beda dan tidak ada hubungan yang sempurna, untuk menciptakan hubungan yang sehat, tentunya diperlukan kerjasama antara dua belah pihak. Jika kamu merasa dalam hubungan yang toxic, tidak ada salahnya mempertimbangan untuk keluar dari hubungan tersebut, karena setiap individu berhak untuk mempunyai hubungan yang bahagia dan partner yang suportif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun