Mohon tunggu...
Syahla Raihanah
Syahla Raihanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Hallo saya mahasiswa dari universitas Pamulang dari Prodi Ilmu komunikasi semester 1 Memiliki hobi yaitu mengamati, menggambar dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film "How To Make Milions Before Grandma'Dies" : Antara Visual Indah Dan Pesan Mendalam

15 November 2024   23:24 Diperbarui: 22 November 2024   08:22 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

15 November 2024 – Film ‘Lanh mah’, atau ‘How To Make Millions Before Grandma Dies’, adalah karya sutradara Pat Bonnitipat dari Thailand yang dapat disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia dan juga dapat ditonton disitus-situs online. Cerita film ini berfokus pada dinamika keluarga yang melibatkan orangtua, anak, nenek, dan cucu.

 Film yang bercerita tentang keluarga ini seakan mempresentasikan kehidupan sehari-hari yang diperankan oleh Billkin Puthipong M atau cucu dan Usa Samekham sebagai Amah atau nenek. Cara aktor-aktor membawakan cerita ini sangat natural. Apalagi film ini membawa hubungan erat cucu yang rela berhenti kuliah dan bekerja demi sang nenek.

How to Make Millions Before Grandma’Dies film yang mengangkat tema keluarga dan nostalgia ini memberikan pelajaran hidup yang mendalam, namun tetap ringan dan bisa dinikmati oleh siapapun dan film ini memang cocok untuk ditonton bersama keluarga, karena dapat memicu diskusi dan kenangan bersama tentang kakek-nenek yang telah memberikan banyak kasih sayang dan pelajaran hidup.

https://khenphim.com/
https://khenphim.com/

Film ini mampu menyampaikan narasi keluarga dengan kuat, dengan keautentikkan budaya Asia yang mendalam dan resonansi emosional. Akting dari sang Aktor dan Aktris yang berhasil membawakan karakter dan ekspresi dengan alami dan detail. Hal ini membuat para tokoh – tokoh terasa hidup. 

Cerita berfokus pada transformasi karakter utama M, yang awalnya memiliki motivasi materialistik saat merawat sang nenek yang sedang sakit, namun perlahan belajar tentang kasih sayang dan hubungan sejati. Perubahan ini ditampilkan dengan sentuan realistis, menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan penonton.

Selain itu, film ini juga mengangkat tema feminisme dan peran gender dalam keluarga, di mana Amah menunjukkan kecenderungan dalam memperlakukan anak-anaknya secara berbeda. Sikap ini mencerminkan nilai-nilai tradisional dari generasinya yang masih berpengaruh hingga saat ini. 

Preferensi seorang Amah memperlihatkan bagaimana nilai-nilai lama masih memiliki pengaruh besar dalam kehidupan keluarga. Film ini secara halus mengkritik bias gender dalam keluarga dan menunjukkan bagaimana anggota keluarga yang lebih muda, terutama pada sang tokoh utama belajar memahami dan menyeimbangkan pandangan tradisional dengan identitas mereka sendiri.

Dari segi visual, film ini menggunakan warna-warna hangat dan teknik pengambilan gambar yang intim untuk menonjolkan nuansa kehidupan keluarga dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Film ini berhasil dengan cerita yang otentik dan karakteryang bisa dirasakan oleh banyak penonton. 

Meskipun alur ceritanya sederhana, penyajian emosional film ini membuatnya sangat layak untuk ditonton dan membawa penonton merasakan perjalanan emosional yang bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun