Menjaga Asa dan Mewujudkan Mimpi: Seorang Perempuan Tangguh dan Kisah Inspiratifnya Menyekolahkan Anak-Anak Yatim Piatu

Riang tawa anak-anak menjadi sumber kebahagiaan bagi seorang perempuan berusia 51 tahun yang mendirikan Panti Asuhan Lentera Mimpi yang terletak di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat 8 tahun silam. Kebahagiaan yang begitu sederhana, namun tak sesederhana perjuangannya dalam memupuk serta menjaga asa anak-anak asuhannya untuk terus merasakan cinta dan mencicipi keindahan bangku sekolah.

Adalah Ibu Cucu Mulyati, perempuan tangguh bercita-cita mulia yang telah berhasil menyekolahkan anak-anak yatim piatu yang berada di Panti Asuhan Lentera Mimpi.

 Keseharian Ibu Cucu diisi dengan bekerja di kantin sekolah Fithrah Insani yang telah dijalankannya selama 9 tahun. Kehidupannya sebagai seorang single parent dengan dua anak perempuan tidak menghalangi impiannya untuk membantu anak-anak yatim piatu agar tetap mengemban pendidikan di bangku sekolah.

Berangkat dari kekhawatiran Ibu Cucu akan anak-anak di sekitarnya yang putus sekolah, Ibu Cucu menguatkan niat dan tekad untuk dapat menyekolahkan anak-anak tersebut. 

"Selalu perbuat apa yang bisa kita lakukan walaupun hanya dengan tenaga dan doa", suatu prinsip yang Ibu Cucu pegang dengan kuat dalam perjuangan mewujudkan keinginannya. 

Ibu Cucu yang akrab dipanggil dengan sebutan Umi oleh anak-anak panti, berjuang tanpa satu keluhan pun yang keluar dari mulutnya. Ketulusan dan tekad yang kuat memberikan kekuatan bagi Ibu Cucu dalam perjuangannya membangun Panti Asuhan Lentera Mimpi agar dapat menjadikan anak-anak asuhnya sebagai seseorang yang berpendidikan. Perjuangan yang tidak mudah telah berhasil ditaklukkan Ibu Cucu sejak awal pembangunan panti. 

"Dulu Ibu jualan es teh untuk anak-anak biar setiap harinya ada pemasukan untuk jajan anak-anak. Ibu jualan es teh dari pulang kerja sampai jam setengah sebelas malam. Qadarullah waktu itu juga Ibu belum ada kendaraan, berat ibu bawa jualannya. Sampai akhirnya ada untungnya, alhamdulillah untuk anak-anak," cerita Ibu Cucu sambil mengingat kembali perjuangan pertamanya dalam membangun Panti Asuhan Lentera Mimpi.

Mimpi Ibu Cucu untuk mengirimkan anak-anak ke sekolah belum terwujud di tahun-tahun pertama. Ketika itu, Ibu Cucu fokus mendekatkan diri kepada anak-anak dengan cara bermain bersama, memasak bersama, hingga bepergian bersama. 

Hal tersebut dilakukan Ibu Cucu untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan rasa kasih sayang antarsesama anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi. Namun, kemudahan pasti akan selalu berpihak pada suatu hal yang didasari niat baik, tahun-tahun selanjutnya Ibu Cucu mulai mengantarkan anak-anak panti untuk kembali mengenyam pendidikan di bangku sekolah. 

Hingga saat ini, Ibu Cucu telah berhasil menyekolahkan 34 anak-anak pantinya dimulai dari bangku Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tak ingin berbuat baik hanya seorang diri, Ibu Cucu berusaha mengajak orang lain untuk terlibat dengan anak-anak panti. Pekerjaannya di kantin sekolah membuat Ibu Cucu banyak mengenal anak SMA yang bersekolah di sana. 

Ibu Cucu pun kerap kali mengajak mereka untuk mengikuti aktivitas belajar anak-anak panti. Para siswa/i SMA tersebut diajak untuk menjadi pembimbing atau mentor bagi anak-anak panti. 

Bukan tanpa alasan, Ibu Cucu ingin menumbuhkan kesadaran dan rasa syukur pada diri siswa/i tersebut atas keadaan mereka yang berkecukupan dan mampu untuk mengemban pendidikan di sekolah tanpa mengkhawatirkan apa pun. Rasa syukur tersebut kemudian dituangkan melalui kegiatan mengajar anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi.

Kasih sayang dan pendidikan. Dua hal utama yang sangat ingin Ibu Cucu berikan untuk anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi. Kasih sayang yang melimpah belum tentu bisa didapatkan anak-anak yang telah kehilangan orang tuanya. Ibu Cucu tak mau hal tersebut membuat anak-anak merasa bahwa mereka tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup. 

"Kan mereka teh ya, namanya ditinggal orang tua, otomatis ada yang jomplang gitu ya. Nah, Ibu tuh mau mengisi biar mereka merasa, ada kita loh yang sayang sama kalian," ucap Ibu Cucu dengan ketulusan yang bisa dirasakan dari setiap kata yang diucapkannya.

Sumber: Dokumentasi pribadi Ibu Cucu

Besarnya kasih sayang Ibu Cucu terhadap anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi membuat dirinya tak mengenal kata menyerah dalam memberikan warna dan harapan dalam diri anak-anak panti. 

Kata lelah dan berhenti seolah tak ada di kamus kehidupannya. Asa anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi selalu menjadi motivasi yang kuat bagi Ibu Cucu untuk terus berjuang dan mewujudkan keinginan mulianya untuk membangun masa depan anak-anak yang cerah. Tidak berharap balas budi dari anak-anak, Ibu Cucu merasakan kebahagiaan dengan sikap jujur, kekeluargaan, kepedulian, dan kasih sayang yang ditunjukkan anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi.

Bukan balas budi yang diharapkan, melainkan harapan Ibu Cucu kepada anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi untuk selalu kuat dan bertahan dalam keadaan apa pun disertai dengan rasa syukur terhadap Sang Pencipta. 

Ibu Cucu juga berharap anak-anak tahu bahwa banyak orang-orang yang sayang dan peduli, jadi mereka tak akan pernah menghadapi dunia ini hanya dengan seorang diri. 

"Ibu mah ke anak-anak teh berharapnya anak-anak selalu bertahan. Kita bertahan dan bersyukur atas apa pun yang dikasih Allah, selalu anggap itu baik. Terus jangan lupa, ada orang-orang yang sayang dan peduli sama kalian. Jadi mereka teh gak sendiri," pesan hangat Ibu Cucu terhadap anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi.

Lentera Mimpi, menggambarkan asa dan harapan anak-anak yatim piatu yang terus menyala dengan terang. Ibu Cucu hadir sebagai pelindung bagi anak-anak agar mimpinya tak pernah padam dan terus menerangi dunia sekitar yang gelap. 

Melalui Ibu Cucu, arti kebaikan dapat tergambar dengan jelas. Tak harus menunggu berlimpah harta untuk melakukan kebaikan kepada mereka yang berhak menerimanya, tetapi melalui niat, tekad, dan usaha yang tulus mimpi besar Ibu Cucu menyekolahkan anak-anak yatim piatu berhasil terwujud.