Mohon tunggu...
Syahla
Syahla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aurel

Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Relevansi Al-Hujurat Ayat 13 dalam Menjelaskan Peran Perempuan dalam Resolusi Konflik di Yaman

20 Juni 2023   19:29 Diperbarui: 19 Juli 2023   23:23 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yaman dilanda konflik berkepanjangan yang ditandai dengan krisis politik, sosial dan kemanusiaan. Konflik telah menyebabkan penderitaan yang sangat besar, termasuk pengungsian yang meluas, kerawanan pangan, dan hilangnya nyawa. Dalam beberapa dekade terakhir, peran perempuan dalam penyelesaian konflik menjadi perhatian.Menurut studi, ketika perempuan terlibat dalam proses perdamaian, keputusan yang dihasilkan lebih inklusif dan berkelanjutan.Resolusi konflik dan pembangunan perdamaian merupakan komponen penting dalam menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung dan membangun perdamaian jangka panjang di masyarakat mana pun. Perempuan semakin diakui sebagai aktor dari perubahan, dengan strategi yang berkontribusi pada upaya pembangunan perdamaian. Peran perempuan dalam resolusi konflik di Yaman dapat merujuk pada Surat Al-Hujurat Ayat 13 Al-Qur'an. Ayat tersebut menekankan prinsip-prinsip seperti saling menghormati, inklusivitas, dan keadilan, yang sejalan dengan upaya perempuan untuk mendorong dialog, mendorong rekonsiliasi, dan mengatasi akar penyebab konflik.

Interpretasi Al-Hujurat ayat 13

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Ada tiga hal yang dapat dinterpretasikan dari ayat tersebut:

  • Semua manusia berasal dari tempat yang sama; hanya ada satu permulaan. Seluruh spesies manusia nyatanya berasal hanya dari dua individu: pria dan wanita. Semua ras berbeda yang dapat ditemukan di dunia saat ini, pada kenyataannya, merupakan cabang dari satu ras asli yang dimulai dengan ibu tunggal dan ayah tunggal.
  • Meskipun berasal dari satu tempat yang sama, adalah wajar bahwa manusia harus dibagi menjadi bangsa dan suku. Allah SWT telah membagi komunitas manusia menjadi bangsa-bangsa dan suku-suku karena itu adalah cara kerja sama dan pembedaan alami di antara mereka. Hanya dengan cara inilah persaudaraan, persaudaraan, suku dan bangsa bisa bersatu untuk melahirkan cara hidup bersama dan saling bekerja sama dalam urusan dunia.

  • Hanya kesempurnaan takwa yang dapat menjadi landasan keunggulan dan keunggulan manusia relatif terhadap manusia lainnya. Seseorang harus lebih sadar akan Tuhan, lebih menolak kejahatan, dan mengikuti jalan kesalehan dan moralitas jika ingin menjadi lebih baik dari yang lain.  

Perempuan di Yaman

Sejak dulu, perempuan Yaman selalu memiliki pengaruh sosial yang jauh lebih sedikit daripada pria. Sebelum krisis saat ini, Yaman menempati posisi ke-142 dari 142 negara dalam Indeks Kesenjangan Gender Global Forum Ekonomi Dunia, sebuah peringkat yang menunjukkan ketidaksetaraan gender yang rumit dan beragam. Meskipun pemerintah Yaman telah bekerja untuk memajukan hak-hak perempuan, termasuk dengan menciptakan strategi pembangunan perempuan dan strategi pembangunan kesehatan perempuan, banyak tradisi budaya dan agama, serta lemahnya implementasi undang-undang ini, telah mencegah perempuan Yaman menikmati hal yang sama (Awadh et al., 2019). Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi Yaman yang sering terjadi konflik. Laki-laki dan anak laki-laki lebih mungkin mati atau terluka dalam pertempuran selama terjadinya konflik. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perempuan dan anak perempuan mengambil peran yang sering diperuntukkan bagi laki-laki. Disebabkan oleh adanya marginalisasi sosial, mobilitas terbatas akibat standar budaya, dan akses terbatas ke sumber daya, hal ini sangat menantang bagi perempuan untuk menggantikan posisi kepala rumah tangga mereka.

Peran Perempuan dalam Resolusi Konflik

Untuk waktu yang lama, perempuan telah memberikan kontribusi besar dalam resolusi konflik. Perempuan secara konsisten telah membantu membangun perdamaian, menyelesaikan konflik, dan memajukan rekonsiliasi di berbagai peradaban dan negara sepanjang sejarah. Kontribusi vital mereka sering tidak dihargai, namun pengaruh mereka terlihat jelas. Perempuan unggul dalam kepemimpinan, empati, dan ketekunan dalam menyelesaikan konflik dan menjembatani kesenjangan antara pihak-pihak yang berseberangan, dari gerakan akar rumput hingga diplomasi internasional. Sudut pandang, kemampuan, dan strategi khas mereka terbukti penting dalam mempromosikan perdamaian abadi dan membangun kembali negara-negara yang dilanda konflik. Perempuan Muslim yang berperan dalam resolusi konflik ini telah secara aktif mewujudkan perdamaian berdasarkan Sunnah (kebiasaan), Hadits (peribahasa), dan Al-Qur'an untuk arahan tentang apa yang harus dilakukan. Penekanan Islam pada Shura (musyawarah) dan Sulh (perdamaian), misalnya, juga memberikan landasan yang bermanfaat. Perempuan Muslim secara aktif terlibat dalam berbagai peran transformasi konflik di seluruh dunia, di antaranya terinspirasi oleh tokoh perempuan Muslim, seperti Khadijah, Fatimah, dan Aisha serta menemukan kembali banyak sejarah perempuan dan aktivis Muslim yang terlupakan.

Kontribusi Perempuan dalam Resolusi Konflik di Yaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun