Mohon tunggu...
Syahla ArdelliaPutri
Syahla ArdelliaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

seorang mahasiswi semester 5 dengan jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menangani Krisis Ketersediaan Pangan untuk Mencapai Kesejahteraan Nasional

7 Oktober 2024   12:11 Diperbarui: 7 Oktober 2024   12:18 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sebagai kebutuhan dasar manusia, pangan sangat berdampak pada pertumbuhan fisik dan mempengaruhi kesehatan seseorang. Sehingga, ketersediaan pangan merupakan isu yang sangat diperhatikan untuk menjaga kesejahteraan suatu negara. Indonesia juga menjadikan isu ketersediaan pangan menjadi perhatian utama untuk diselesaikan. Dengan pertumbuhan populasi yang pesat, urbanisasi, perubahan iklim, bencana alam, kenaikan harga pangan di pasar internasional, serta tantangan pada sektor pertanian, menjadikan hal tersebut sebagai tantangan Indonesia untuk memastikan ketersedian dan kualitas pangan tetap terjamin.

Untuk mencapai tujuan terpenuhinya ketersediaan pangan tersebut, diperlukan keterlibatan antara sektor pemerntah dan masyarakat. Selain itu, adanya peran swasta sangat diperlukan untuk keterlibatannya dalam meningkatkan produktivitas pertanian, memperbaiki infrastruktur distribusi, serta mempromosikan praktik pertanian. Terjaminnya seluruh lapisan masyarakat agar tercukupinya kebutuhan pangan dan gizi mereka juga merupakan salah satu prioritas dari ketersediaan pangan. Dengan menyediakan pangan yang cukup dan berkualitas mengurangi permasalahan kekuarangan asupan gizi yang dapat menyebabkan stunting dan mencegah permasalahan kesehatan lainnya.

Sebenarnya Indonesia bukan tanpa alasan dikenal sebagai negara agraris, dibuktikan dengan luasnya lahan pertanian dan juga kekayaan alam yang melimpah tidak dapat menutup fakta bahwa Indonesia masih belum bisa menyelesaikan masalah ketersediaan pangannya secara mandiri. Hal tersebut didukung dengan ketergantungan Indonesia untuk melakukan impor. Dengan sumber pangan utama masyarakat Indonesia yaitu beras, jika terjadi gagal panen dan bencana alam maka akan berdampak langsung pada hasil kualitas produksi padi. Kekhawatiran tidak tercukupinya ketersediaan pangan jangka panjang dikarenakan kegiatan pertanian Indonesia yang sangat tidak diminati membuat tidak sebandingnya hasil panen dengan kebutuhan penduduk yang terus meningkat.

Ketergantungan pada impor dapat mempengaruhi ketidakstabilan harga dalam negeri. Dengan terjadinya fluktuasi harga pangan dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Maka diperlukan perbaikan dan juga perhatian lebih terhadap kualitas produktivitas serta inovasi di sektor pertanian agar dapat mengurangi frekuensi produk impor. Diperlukannya kesadaran masyarakat untuk menjadikan prioritas utama segi kualitas produk dalam negeri untuk dikonsumsi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Perubahan harga yang tidak menentu pada barang impor dapat terjadi karena bencana alam. Hal tersebut menjadi tantangan dalam ketersediaan pangan dengan tidak menentunya iklim dan bencana alam yang bisa datang kapan saja.

Seperti yang dikatakan di awal, jika ketersediaan pangan memerlukan kerja sama antara berbagai pihak. Selain masyarakat berkontribusi untuk meningkatkan ketersediaan pangan, pemerintah menjadi aspek penting untuk mengatur ketersediaan pangan itu sendiri. Belum adanya program pemerintah yang secara signifikan dapat menangani ketersediaan pangan, membuktikan kondisi ketersediaan pangan masyarakat Indonesia belum berada dititik stabil dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, pemerintah belum bisa mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan pokok selain beras. Perlu adanya evaluasi dari program-program pemerintah dengan memastikan semua masyarakat Indonesia mendapatkan akses makanan yang cukup serta berkualitas.

Selain memperhatikan kualitas produksi pangan, perhatian besar juga pemerintah lakukan pada pendistribusian makanan agar dapat tersedia secara merata keseluruh daerah. Sehingga masyarakat dapat mengakses makanan yang memiliki kualitas dan gizi sama ratanya diberbagai daerah. Tapi tampaknya ketidakmerataan akses pangan masih menjadi tantangan pemerintah untuk mencapai tujuan ketahanan pangan. Dengan Indonesia menjadi negara kepulauan dengan memiliki beribu pulau menjadi masalah utama belum meratanya distribusi ke berbagai daerah. Tidak menutup fakta jika dibeberapa daerah sudah cukup baik dalam melakukan produksi makan, tetapi masih banyak daerah terpencil yang masih kesulitan mendapatkan distribusi pangan. Apalagi daerah luar Jawa yang sulit diakses membuat banyak faktor yang menjadi penyebab keterbatasan distribusi pangan. Misalnya, sulitnya dijangkau karena infrastruktur yang kurang memadai menyebabkan akses ke daerah tersebut meningkatkan biaya logistik yang tinggi. Dengan tingkat kesulitan distribusi seperti itu, dapat mempengaruhi harga pangan pada daerah terpencil.

Dari segala permasalahan yang menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ketahanan pengan memerlukan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan memperbaiki dan menemukan formula dalam menangani dan juga beradaptasi pada tantangan di masa yang akan datang. Pemerintah dengan tugasnya membuat kebijakan yang tepat untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat lepas dari ketergantungan impor untuk lebih mandiri melakukan produksi pangan dalam negeri. Masyarakat juga dapat berperan aktif mendukung kebijakan pemerintah dengan partisipasi dalam program dan kebijakan ketahanan pangan. Dengan adanya kerja sama dari berbagai pihak dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional semakin kuat dan siap menghadapi tantangan global yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun