Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
  Penulis menyampaikan bahwa para pejuang tersebut telah mencoba untuk mencapai kemerdekaan.Namun,kini keputusan dan penentuan nasib mereka berda pada tangan generasi yang hidup saat ini
  Para pejuang tidak tahu dan tidak bisa lagi mengatakan sesuatu dan kini giliran generasi berikutnya yang memiliki tanggung jawab untuk berbicara seperti yang penulis gambarkan pada bait berikut.
 Kami sudah mencoba apa yang kami bisa
 Tapi kerja belum selesai
 Belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
  Bait terakhir mengulang panggilan untuk mengenang para pejuang mendorong generasi saat ini untuk terus menjaga nilai-nilai dan impian kemerdekaan melalui penggunaan tindak tutur perintah "Berikan kami arti" dan pertanyaan "Kenang,Kenanglah kami" puisi ini mengepresikan harapan agar pengorbanan para pejuang tetap hidup dan memiliki makna bagi generasi yang datang.
  Chairil anwar membangkitkan rasa hormat dan penghargaan terhadap para pahlawan yang telah mengorbankan hidup mereka untuk kemerdekaan indonesia.
 Kenanglah,kenanglah kami