Konsumerisme berdampak langsung pada kepribadian remaja, dampak ini bisa bersifat positif maupun negatif, diantaranya:
dampak positif
- Kepuasan pribadi
- Kepuasan ada karena perilaku konsumen biasanya membeli hanya berdasarkan nafsu atau keinginan delusi.
- Â untuk mengumpulkan pengalaman
Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman mencoba suatu produk, baik itu merek atau merek atau tipe. Hal ini dapat menjadi motivasi pribadi bagi penyiar muda di lingkungan pergaulannya.
- Dapatkan eksistensi di komunitas
- Pengakuan komunitas biasanya berkaitan dengan trend atau sesuatu yang sedang populer di komunitasnya, sehingga mereka membeli barang berdasarkan apa yang sedang populer di komunitas tersebut dan hal ini dilakukan setiap saat untuk mendapatkan pengakuan karena menjadi bagian dari komunitas tersebut, yaitu meningkatkan rasa percaya diri.
Keyakinan datang dari perasaan bahwa mereka dapat membeli/mengikuti sesuatu yang sedang populer. Dalam benaknya, dia merasa bahwa dia bisa berada di atas orang lain dengan membeli apa yang tidak selalu bisa dibeli orang lain.
Dampak negatif
- menyebabkan pemborosan. Terus-terusan membeli barang padahal masalahnya bahkan tidak menguntungkan dirinya secara pribadi adalah pemborosan. Itu tidak terlalu baik, tentu saja, apalagi di usianya yang masih muda.
- Masalah keuangan muncul
- Tentu saja membeli barang terus menerus membutuhkan uang, kita paham bahwa salah satu dampak dari perilaku konsumtif adalah munculnya perilaku boros. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan mengelola keuangan dapat menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari. Misalnya ada utang besar, sulit mengelola pengeluaran keuangan dan lain-lain. c. Pemenuhan kebutuhan primer terganggu
Perilaku konsumen memprioritaskan keinginan sesaat daripada kebutuhan inti, yang dapat mengakibatkan kebutuhan inti pribadi tidak terpenuhi.
Salah satu kerentanan yang muncul pada masa remaja adalah konsumerisme. Perilaku konsumen mencakup beberapa faktor yang memicu perilaku konsumen. Masa remaja merupakan fase ambigu dalam proses perkembangan seseorang karena berada pada posisi bukan anak-anak lagi namun belum bisa memasuki masa dewasa. Perubahan pada masa remaja umumnya bersifat labil dan dinamis, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Remaja selalu ingin mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Proses mengkonsumsi barang ketika tidak teratur dan berlebihan disebut konsumerisme. Pubertas biasanya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia 20 tahun. Perubahan yang terjadi pada masa remaja terjadi sangat cepat dan terkadang tidak disadari. Masa remaja merupakan masa kehidupan yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Meskipun proporsi orang muda tampaknya tidak berubah dari 200 tahun yang lalu, beberapa penelitian menunjukkan hal itu. Pubertas adalah masa yang penting. Masa remaja adalah masa dimana seseorang membangun dirinya untuk masa depan dan sepenuhnya mengatur kepribadiannya. Pubertas adalah masa transisi. Remaja bukanlah anak-anak, tetapi mereka juga bukan orang dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai dengan perubahan fisik dan perilaku yang masif. Saatnya manusia mencari jati dirinya, saat manusia mencoba memahami dirinya sendiri. Pubertas adalah usia yang menakutkan.
Ada kekhawatiran di sini bahwa remaja tumbuh menjadi individu yang sulit diatur dan dibimbing. Masa remaja sebagai ambang menuju kedewasaan Remaja seringkali penuh dengan kebingungan saat mereka mendekati masa dewasa. Remaja mencoba mengubah perilaku masa lalu mereka dengan asumsi bahwa perilaku mereka saat ini adalah perilaku yang sesuai untuk mereka yang hampir dewasa. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa masa muda merupakan proses perubahan pribadi dalam arti menemukan jati diri. Pada masa pubertas, seseorang sangat labil dan masih bimbang, yang dapat menyebabkan perilaku abnormal pada dirinya, termasuk konsumerisme. Konsumerisme adalah kecenderungan seseorang untuk menghabiskan tanpa henti, membeli sesuatu yang berlebihan atau tidak direncanakan (Chita et al., 2015).
Perilaku ini mengarah pada pembelian barang yang berlebihan atau pembelian barang yang tidak dibutuhkan orang tersebut. Perilaku konsumen muncul karena perilaku konsumen merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam KBBI pengurangan perilaku konsumen bersifat konsumtif (hanya dipakai, tidak diproduksi sendiri).
Konsumerisme mengacu pada membeli barang tanpa batasan atau menggunakan barang yang kurang bermanfaat secara berlebihan. Misalnya, pada remaja, perilaku konsumtif menjadi isu ganda. Perilaku konsumtif seorang remaja tidak terlepas dari faktor eksternal dan internal. Perilaku konsumsi kaum muda biasanya bukan karena mereka membutuhkan barang atau produk, melainkan karena aspek-aspek tersebut di atas. Kepuasan ada karena perilaku konsumen biasanya membeli hanya berdasarkan nafsu atau keinginan delusi.
Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman mencoba suatu produk, baik itu merek atau merek atau tipe. Hal ini dapat menjadi motivasi pribadi bagi penyiar muda di lingkungan pergaulannya. sebuah. Menyebabkan Pemborosan Terus-menerus membeli barang ketika barang tidak mencukupi atau bahkan tidak berguna bagi Anda secara pribadi adalah pemborosan. Tentu saja itu tidak baik, terutama ketika Anda masih muda. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan mengelola keuangan dapat menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari. Misalnya ada utang besar, sulit mengelola pengeluaran keuangan dan lain-lain.