Mohon tunggu...
Syah Jehan Annisa
Syah Jehan Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - XI MIPA 1 - 31

Siswi SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"

9 Maret 2021   11:08 Diperbarui: 9 Maret 2021   11:47 29922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tema dalam novel ini juga mengenai keikhlasan dalam menerima takdir tuhan, seperti dalam kutipan berikut:

  • "Ketahuilah, Tania dan Dede... Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin... Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya..." (Hal. 63)
  • "Bahwa hidup harus menerima... penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti... pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami... pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan." (Hal. 196)

Penokohan

  • Tania (Tokoh Aku)

Tania adalah seorang gadis yang cerdas, cantik, dewasa, bertanggung jawab, menepati janji, tulus, setia, membanggakan, dan berlapang dada. Selain itu, Tania juga seorang yang menyayangi keluarganya,terutama adik dan ibunya. Ia rela mengorbankan sekolahnya demi membantu sang ibu mengumpulkan pundi uang untuk kelangsungan hidup mereka.

Cerdas: "Setelah berjuang habis-habisan di ujian terakhir, akhirnya aku berhasil melampau 0,1 digit si nomor satu selalu. Tipis sekali. Aku mendapatkan peringka terbaik." (Hal. 127)

Cantik: "Aku tahu aku cantik. Tubuhku proporsional. Rambut hitam legam nan panjang. Menurut seseorang yang akan penting sekali dalam semua urusan malam ini: "mukamu bercahaya oleh sesuatu, Tania." (Hal. 15)

Membanggakan: "Lihatlah... Tania yang dewasa dan cantik. Tania yang akan selalu membanggakan ibu. Tania yang akan selalu membanggakan." (Hal. 192)

  • Danar

Danar adalah seorang pemuda yang tampan, dewasa, baik, murah hati, penyayang, dan menyukai anak-anak. Ia juga pandai menulis, sehingga novel-novel karyanya laku keras di pasaran hingga merambah ke mancanegara.

Tampan: "Dia berkeliling berkenalan dengan teman-temanku. Maggie yang orangtuanya tinggal Selangor mendesisi. "wow, cute," saat bersalaman dengannya. Teman-temannya ikut tertawa. Berbisik dengan genitnya. Lebih ramai." (Hal. 95)

Baik: "Dia beranjak dari duduknya, mendekat. Jongkok di hadapanku. Mengeluarkan saputangan dari saku celana. Meraih kaki kecilku yang kotor dan hitam karena bekas jalanan. Hati-hati membersihkannya dengan ujung saputangan. Kemudia membungkusnya perlahan-lahan." (Hal. 24)

  • Dede

Dede adalah seorang pemuda yang baik, menyayangi keluarganya, cerdas, memiliki nalar yang tinggi, tampan, serta tidak bisa diam. Dede seringkali menyeletuk dan mengoceh ketika sedang berkumpul dengan Danar, Tania, dan Kak Ratna. Ia memiliki hobi bermain lego, sejak lego pertama yang ia dapatkan dari Danar sewaktu ia kecil dulu. Ia juga oandai bercerita, karena sering bercerita bersama Danar di kelas mendongeng.

Cerdas: "Dede ranking empat di kelas, meski tidak ikut ulangan umum karena sakit." (Hal. 44)

  • Ratna

Kak Ratna adalah seorang oerempuan yang berperawakan seperti artis. Ia baik, menyenagkan, cantik, pengertian, mau mendengarkan, penyabar, dan tulus. Ia begitu menyayangi Danar sehingga tidak begitu menyadari perasaan yang sebenarnya Danar simpan diam-diam.

Alur

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran atau alur maju mundur. Hal ini dibuktikan oleh tahapan cerita berikut ini:

  • Pengenalan/Awal cerita

Awal cerita dalam novel ini dimulai dengan narasi Tania yang berlokasi di sebuah toko buku. Toko buku inilah yang mengaitkan segala cerita yang kelak akan mengalir. Narasi yang dipaparkan adalah narasi mengenai perasaan Tania, sang tokoh utama, yang kemudia berlanjut dengan pengenalan berbagai tokoh dalam cerita ini.

  • Konflik/Awal permasalahan

Permasalahan/konflik dalam cerita ini berlangsung ketika Tania kecil mulai merasa perasaan yang menggangu ketika dirinya, Danar, Kak Ratna, Dede, dan Ibu berjalan bersama ke Dnia Fantasi. Ia mulai merasa cemburu. Selain itu, konflik juga terjadi ketika Kak Ratna memberitahu dirinya bahwa ia dan Danar akan segera menikah.

  • Klimaks/Puncak permasalahan

Klimaks dari novel ini adalah terletak pada bagian ketika menjelang akhir, yakni ketika Tania bertemu dengan Om Danar di bawah pohon Linden dan membicarakan mengenai kejujuran yang sebenarnya dari selururh perasaan yang mereka pendam selama ini.

  • Anti Klimaks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun