Di buritan hari aku menepi, menatap sisa-sisa malam yang sebentar lagi pergi
Ramai menggema irama Tuhan saling berdendang, mengakhiri setubuh malam dan siang, mengarak sang waktu yang berganti
Esok, aku adalah anak waktu yang baru lahir dalam buaian sejarah yang terengah-engah
Mewaktu dalam umur, mengada dalam dunia fana
Duhai Tuhan Sang Pemilik Semesta, Pengatur dan Penguasa waktu
Dalam keridoan dan keagungan-Mu
Aku selalu berharap dalam waktu yang semakin singkat, jadikan kemewaktuanku bermanfaat dalam balutan ikhlas yang tak terbatas
Demi menebus jutaan aku dalam kemewaktuan-Mu yang lalai dalam selaksa kenikmatan hidup yang semakin manjauhkan-Mu...
Aku dan kemewaktuanku yang terjebak dalam kubangan sejarah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H