Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bilakah Kerusuhan Berakhir?

23 Mei 2019   13:05 Diperbarui: 23 Mei 2019   13:18 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membaca ayat Alquran memang tak bisa dipahami secara sederhana hanya dalam membaca terjemahannya saja. Sebab, ayat Alquran terkait dengan berbagai hal, termasuk kondisi historis dimana ayat itu diturunkan, suasana batin masyarakat ketika menerima wahyu tersebut, dan diperlukan ta'wil (mengungkap makna ayat secara kontekstual) tertentu agar dapat sesuai dengan realitas perkembangan zaman. 

Bahkan, tidak menutup kemungkinan, banyak diantara para ulama yang juga membahas ayat ini dan mereka mengupasnya secara lebih tajam. Ibnu Qayyim, misalnya, dalam kitabnya, "Madariju as-Salikin" menyatakan, ayat 108 An-Nisa merupakan pernyataan Allah secara informatif bahwa "Dia tidak meridai suatu kesepakatan apapun yang dibuat manusia, jika mengandung kerancuan (al-baht), melemparkan tanggungjawab kepada pihak lain, bersumpah palsu, dan membiarkan yang bersalah tetap tersembunyi".

Namun, apakah tersebarnya ayat ini yang kemudian mempengaruhi segelintir orang untuk turun ke jalan-jalan, membuat kericuhan dan anarkis? Sudah pasti tidak, sebab ayat ini sekalipun dimanfaatkan sebagai alat politisasi agama, namun tetap diyakini sebagai wahyu ilahi yang memiliki kedudukan sakral dalam ajaran agama Islam. 

Tak mungkin rasanya Alquran yang mengklaim dirinya sebagai "petunjuk bagi manusia dan penjelas dari segala petunjuk serta pembeda dari hal yang lurus dan menyimpang", lalu tiba-tiba berubah menjadi paradoks dan mempengaruhi setiap orang untuk melakukan aksi-aksi anarkis. Mereka yang turun ke jalanan dan berbuat kericuhan dan anarki selama dua malam ini, bukanlah kelompok yang memahami dan meyakini sebagian atau keseluruhan kitab suci Alquran. Bahkan, mereka dipastikan tak pernah tahu seperti apa Alquran yang dikatakan sebagai petunjuk bagi umat manusia (hudan linnaas).

Mereka tentu saja sama seperti kebanyakan orang lain, mencari penghasilan tambahan di luar pekerjaannya sehari-hari. Mereka tentu saja sekelompok orang yang secara biologis butuh makan dan memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya yang lain dengan cara-cara kekerasan. Terbukti bahwa beberapa yang tertangkap adalah mereka yang memang berprofesi semacam itu: mencari sesuap nasi dengan menguji keberanian melawan polisi! Tak usah rasanya kita malah menjadi orang-orang yang sama "keras" nya dengan mereka dengan tuduhan-tuduhan atau fitnah-fitnah yang teramat menyakitkan terlebih ditujukan kepada suatu kelompok tertentu dan dengan asumsi-asumsi negatif terhadap keyakinan dan agama yang mereka anut.

Hidup memang serba paradoks dan itulah kehidupan manusia yang sesungguhnya. Ada baik, ada buruk, ada kalah ada menang, ada lembut ada keras, ada kemanusiaan dan kesetanan, tinggal kita dengan akal dan keyakinan kita sendiri memilih berada di bagian mana. Menuduh pihak lain dengan terburu-buru apalagi didasari emosi dan ketidaksukaan, tentu saja lebih banyak menciptakan ruang-ruang ketidakadilan bagi diri kita sendiri. 

Jadi, bilakah kerusuhan berakhir? Suatu pertanyaan yang mungkin sangat mudah jawabannya: ketika masing-masing diantara kita memanusiakan manusia lainnya, sebab manusia pada dasarnya mahluk penuh kelembutan dengan cita rasa spiritualitasnya yang sangat tinggi. Tak akan terjadi kericuhan, keributan, huru-hara, selama masing-masing memanusiakan yang lainnya dan masing-masing sadar fungsinya sebagai manusia, mahluk Tuhan yang lemah dan sangat membutuhkan pertolongan pihak lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun