Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dialektika Budaya dalam Tafsir Nusantara

1 Maret 2019   16:16 Diperbarui: 1 Maret 2019   20:15 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah mural yang berisi dan membawa pesan damai menghiasi tembok di Lamper Kidul, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2017). Mural tersebut membawa pesan damai di tengah keberagaman masyarakat yang saat ini rentan dengan isu SARA dari media sosial.(KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)

Para wali, tentu saja mereka yang paling memahami bagaimana wujud dialektika ini harus saling mengisi dan menguatkan, sehingga agama tak mencerabut akar budaya dan budaya tak juga bertentangan dengan agama. 

Perhatikan ketika Sunan Muria memberi nasehat dengan hanya mengucapkan, "ngeli lan ora keli" (boleh berkeinginan apa saja tetapi jangan sampai mengorbankan diri atau ikut hanyut dalam budaya luar). Nasehat yang sarat makna akan suatu dialektika agama-budaya yang sulit dilepaskan dalam sejarah tradisi perkembangan Islam di Nusantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun