Jadi, sulit untuk tidak mengatakan, bahwa keberadaan Yusril sebagai "arsitek politik" petahana memang menguntungkan, terutama muncul pemahaman bersama dimana pihak penguasa harus mampu "berdamai" dengan kalangan "garis keras" melalui kebijakan-kebijakan politik jangka pendek sekadar meningkatkan sisi elektabilitas ditengah semakin dekatnya pemilu. Politik pengampunan memang seringkali dipergunakan dalam konteks keputusan politik jangka pendek (short term campaign) dan kebijakan ini paling sering dipergunakan oleh pihak penguasa, dimana petahananya memang sedang berkontestasi dalam ajang kompetisi politik.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!