Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Ideologi Politik TGB Memang Sudah "Kuning"

21 Desember 2018   11:38 Diperbarui: 22 Desember 2018   00:42 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Keberadaan TGB di jalur politik tentu saja memiliki tujuan dan utamanya adalah "kuningisasi" karena bagaimanapun banyak diantaranya yang terjebak dalam "fanatisme warna" sehingga pada akhirnya cenderung "homogen" dalam berbagai sikap politiknya. "Kuningisasi" yang dimaksud tentu saja berbeda dengan konsep "kuningisasi" era Orde Baru yang menuntut seluruh kawasan dicat warna kuning, atau memaksa para pekerja pemerintah "berbaju" kuning karena jika tidak, maka siap-siap wilayah mereka terabaikan dalam setiap proses pembangunan. 

"Kuningisasi" ala TGB bertujuan bagaimana merefleksikan sikap politik secara moderat dan benar-benar berupaya mengajak seluruh elemen masyarakat agar selalu mengedepankan sikap moderasi, baik dalam berpikir dan juga bertindak. Sejauh ini, tampak sekali betapa masyarakat terkotak-kotakan akibat polarisasi politik, sehingga sikap moderat dalam berbagai hal dianggap tak relevan bahkan diacuhkan.

Berbagungnya TGB ke Partai Golkar selain menjadi tambahan amunisi politik bagi elektabilitas parpol berlambang beringin ini, sekaligus juga penegasan sikap politik dirinya untuk berjuang membangun masyarakat muslim Indonesia yang ramah, toleran, dan tentu saja selalu berada di 'jalur tengah' dalam hal ideologi politik maupun keagamaan. 

TGB selalu memandang penting sikap moderat yang ditunjukkan melalui sekian banyak prestasi dan keberhasilannya membangun masyarakat NTB dengan tanpa memunculkan "gesekan politik" sedikitpun. Keberhasilannya menjaga keseimbangan masyarakat melalui kematangan dan kedewasaan dalam sikap toleransi antarumat beragama, menjadi salah satu contoh dari upaya keras TGB menumbuhkan moderasi di daerahnya.

Saya kira, tak terlalu terburu-buru untuk menilai TGB sebagai "politisi kutu loncat" yang berpindah dari satu parpol ke parpol lainnya dengan alasan mengharap kekuasaan. Sikap politik pribadinya yang mendukung Jokowi di ajang kontestasi politik, seharusnya tidak dipandang sebagai sikap "nyeleneh" dari Partai Demokrat yang tampak berseberangan. 

Perhitungan politik TGB mendukung Jokowi tentu saja telah dipertimbangkan secara matang dengan segala konsekuensi yang akan diterimanya. Arus kuat "politisasi agama" yang sangat mengganggu iklim politik, justru berhasil mengeluarkan TGB dari kungkungan itu, sekalipun konsekuensi yang harus diterima tentu saja tuduhan-tuduhan menyakitkan dari publik.

Namun yang pasti, berbagai isu negatif yang sejauh ini dituduhkan disaat ia menyatakan mendukung Jokowi 2 periode karena dianggap bagian dari kelompok politik "berbaju merah", sepertinya terjawab sudah. Dengan bergabungnya dalam Partai Golkar, TGB berupaya menepis berbagai macam isu miring yang selama ini menyudutkannya. 

Dengan memilih dan bergabung kedalam Partai Golkar tentu saja ia sedang membangun image politiknya sendiri, sekaligus melepaskan dirinya dari berbagai tuduhan politik yang kurang mengenakkan. Bagi saya, TGB merupakan sosok ulama yang berjuang di jalur politik kekuasaan, ikut mewarnai eskalasi politik Indonesia dengan cara-caranya tersendiri. 

Ulama-politisi ini semoga tetap berkhidmat bagi kepentingan rakyat, berjuang dalam semangat keagamaan yang diyakininya, memberikan citra baik bagi Islam Indonesia dengan kejujuran, ketulusan, dan keikutsertaannya memperjuangkan amanah rakyat. Selamat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun