Para pengagum teori konvergensi simbolik, tentu saja dapat menjelaskan bagaimana suatu konvergensi dapat mempertemukan dalam dunia simbolik pribadi dari dua atau lebih individu, lalu saling mendekat dan memunculkan wujud simbolik berupa tanda melalui gestur dua jari yang diacungkan Anies. Dunia politik memang seringkali dimaknai secara simbolik, terlebih masa-masa kampanye yang tampak rigid oleh beragam aturan yang hanya "boleh" dilanggar oleh perwujudan simbolisasi politik.
Mungkin saja Anies memang telah disetting sedemikian rupa sebagai bagian dari dramatis personae (tokoh yang terlibat) dalam suatu drama politik berasaskan tema fantasi yang memang selalu dihadirkan oleh Prabowo. Paling tidak, keterlibatan Anies dengan memanfaatkan momen simbolik gestur dua jari akan menambah suasana emosi kepolitikan ditengah gempita massa konferensi Gerindra semakin menguat.Â
Konvergensi sebagai bentuk "pertukaran pesan" antara Prabowo dan Anies jelas-jelas menemukan momentumnya disini dan pada akhirnya menumbuhkan kesadaran kelompok pendukung capres nomor urut 02 yang tak perlu diragukan, dimana sang gubernur ternyata berada dalam barisan yang sama dengan mereka.
Soal dukungan simbolik Anies, tentu saja itu menjadi perkara bagi mereka yang memang berseberangan secara politik dan menjadi area "kepolitikan" yang semestinya terjamah oleh para pengawas kampanye politik. Jadi, tak perlu saling melapor-lah, karena hal itu hanya buang-buang waktu bahkan semakin menunjukkan betapa baperan-nya dunia politik kita.Â
Anggaplah gestur dua jari Anies ini sebagai jawaban atas gestur satu jari Sri Mulyani dan Luhut Pandjaitan yang lolos dari berbagai anggapan pelanggaran kode etik suatu ajang kontestasi politik. Apa sih masalahnya satu jari atau dua jari? Terus ngefek gitu memberikan amunisi politik kepada publik? Terkadang dunia politik kita cenderung baperan, sehingga yang ditonjolkan kebanyakan simbolisasinya bukan realitasnya, bahkan sepertinya malah imaginatif seraya menjauhi cara-cara berpolitik yang konstruktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H