Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembakar Bendera Bisa Dijerat Pasal Kebencian

23 Oktober 2018   09:53 Diperbarui: 23 Oktober 2018   17:54 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesalehan membentuk setiap pribadi menjadi lebih baik, lebih bermanfaat, disukai masyarakat dan menjauhi hal-hal apapun yang dianggap buruk oleh dirinya sendiri. Mengumbar perasaan benci apalagi diiringi dengan prilaku yang berlebihan, jelas dibenci agama dan terkait dengan pelanggaran hukum sosial.

Marilah kita jaga nilai-nilai kesantrian kita, dengan tetap berpegang teguh kepada kebenaran dan yang paling utama menjaga prilaku dengan tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat. 

Bagi saya, ajaran-ajaran pesantren yang sedemikian luhur semestinya dipedomani, dihayati, dan diaktualisasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Menjadi santri jelas bangga terhadap ajaran-ajaran moral dan nilai-nilai kebajikan yang telah diajarkan, bukan justru tercederai dengan mengumbar aspek kebencian kepada pihak lain. 

Penting untuk diingat, negara jelas secara tegas akan menghukum mereka yang mengumbar rasa kebenciannya kepada pihak lain, sekalipun pihak lain bersalah. Hal ini jelas demi mengantisipasi kerusakan yang lebih besar, terlebih jika dilakukan pembiaran kepada mereka yang menebarkan kebencian.

Saya bangga menjadi santri yang tak pernah jadi pembenci, karena saya yakin ajaran moral pesantren yang dititipkan kepada para santrinya mendorong terciptanya suasana senang dan gembira bukan menebarkan rasa ketakutan kepada masyarakat. 

Saya juga meyakini, bahwa ajaran Islam memuat nilai-nilai luhur moralitas, bahkan dalam hal mengajak kepada kebenaranpun harus dilalui dengan cara-cara bijak (hikmah) dan cerdas (mau'idzatul hasanah). 

Semoga para santri masih tetap teguh menjadikan ajaran-ajaran pesantren yang bermartabat, sebagai penjaga atas nilai-nilai tradisi, budaya, adat, dengan mengedepankan sisi kehalusan berbudi tanpa harus diiringi emosi apalagi sampai mencaci maki. Selamat Hari Santri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun