Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Guru Anti Jokowi, Hoaks, dan Wajah Instabilitas Politik

17 Oktober 2018   11:58 Diperbarui: 17 Oktober 2018   12:26 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 87 Jakarta di kawasan Bintaro tiba-tiba menjadi terkenal, didatangi banyak orang dan diekspose besar-besaran oleh media. Pasalnya, salah satu guru agama Islam di sekolah tersebut dituduh melakukan doktrin anti-Jokowi ketika mengajar di kelasnya. 

Yang menjadi pertanyaan, tuduhan yang berasal dari salah satu orang tua siswa dengan mengirimkan pesan singkat, sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. 

Nasib guru Nelty Khairiyah jelas terkatung-katung, walaupun tuduhan itu belum terbukti bahkan disinyalir kabar pesan singkat itu hanya hoaks karena hingga saat ini tak terbukti kebenarannya.

Diakui maupun tidak, kita memang berada pada situasi instabilitas politik, karena hampir dipastikan wajah kepolitikan kita penuh dengan drama-drama kasustik yang saling jegal antarkekuatan rivalitasnya. 

Belum lagi dibanjiri oleh beragam informasi hoaks yang membanjiri media, semakin membuat wajah kepolitikan kita carut-marut tak jelas mana kawan dan mana lawan. Pemerintah tak luput dari serangan isu negatif, termasuk beragam kekuatan afiliasi politik pendukungnya, sehingga hampir-hampir kekalutan ini terjadi setiap harinya. 

Disisi lain, pihak oposisi terus ditekan, dipinggirkan, bahkan dibatasi pergerakan politiknya, sehingga drama perlawanan terkesan sangat membabi-buta.

Kasus apapun yang menyeruak ditengah publik, dipastikan tak pernah sepi dari isu politik, mulai dari persekusi terhadap ustadz yang konon dilakukan orang gila, pembubaran pengajian, hingga oknum guru agama yang menjadi pesakitan karena tuduhan berbuat "makar". 

Yang disebut terakhir ini justru sangat dirugikan, karena sebagai seorang guru yang berstatus PNS, tentu saja memegang teguh prinsip netralitas dalam berpolitik, tak mungkin berpihak atau malah melakukan doktrinasi terhadap siswa-siswanya agar membenci orang yang bukan pilihan politiknya. 

Hal tersebut tentu saja terbukti benar, bahwa pesan singkat yang menuduh guru Nelty anti-Jokowi hanyalah hoaks yang semestinya penyebarnya diproses hukum karena telah merugikan banyak pihak.

Pihak Bawaslu DKI Jakarta sejauh ini belum menemukan bukti apapun yang menguatkan bahwa oknum guru di SMAN 87 Jakarta melakukan doktrinasi terhadap siswa agar membenci salah satu kandidat politik tertentu. 

Justru yang patut ditelusuri adalah penyebar informasi yang sampai saat ini masih teka-teki, apakah benar ia adalah salah satu orang tua siswa di sekolah tersebut. Teka-teki siapa penyebar berita hoaks ini justru semakin memperumit situasi ditengah bukti-bukti kuat bahwa guru Nelty tidak bersalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun