Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Haji Itu Sekali, yang Pertama Sekaligus Terakhir

29 Juni 2018   10:57 Diperbarui: 29 Juni 2018   11:00 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya haji, Nabi Muhammad sebagaimana diungkap dalam berbagai literatur sejarah Islam, hanya terekam empat kali melaksanakan umroh, tiga kali umroh sunnah dilakukannya di bulan Dzulqa'dah dan satu kali umroh wajib bersamaan dengan pelaksanaan Haji Wada di bulan Dzulhijjah. Rangkaian pelaksanaan haji dan umroh Nabi Muhammad menurut salah satu kesaksian sahabat diselesaikan pasca Fathu Makkah (Pembukaan Kota Mekah) dan berakhirnya Perang Hunain.

Menarik jika merunut pada sejarah disyariatkannya haji yang baru diwajibkan pada tahun 8 H, dimana hanya terpaut tiga tahun sebelum wafatnya Nabi Muhammad. Itulah kenapa, berprinsip bahwa haji yang dijalankan saat itu adalah haji yang pertama dan terakhir, sama dengan prinsip yang dijalankan Nabi Muhammad sendiri.

Saya mengucapkan selamat kepada para jamaah haji Indonesia yang tidak lama lagi akan segera diberangkatkan. Prosesi haji di tahun 2018 ini, merupakan yang terbaik yang diupayakan pemerintah Indonesia, belajar dari berbagai kekurangan penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya. 

Tidak hanya soal pemondokan yang sudah di booking jauh-jauh hari demi memperoleh jarak yang dekat dengan tempat-tempat ibadah selama di Mekah-Madinah, atau soal catering yang siap melayani setiap jamaah dengan menu khas Indonesia dengan porsi makan yang ditambah dua kali lipat dari tahun sebelumnya, pemerintah juga mempermudah akses pemeriksaan legalitas jamaah---baik visa, sidik jari, atau retina---yang menghadirkan pihak otoritas bandara Arab Saudi ke embarkasi Indonesia. Bagi saya, ini sebuah upaya terobosan pemerintah Indonesia yang belum tentu sanggup dijalankan oleh pemerintahan di negara lain.

Banyak hal yang tampak jauh lebih baik dan lebih mudah bagi jamaah haji Indonesia di tahun ini, sehingga tidak hanya apresiasi setinggi-tingginya kita berikan kepada pihak pemerintah, tetapi juga  menumbuhkan kesadaran kepada setiap jamaah untuk lebih serius dan fokus hanya untuk beribadah. 

Bagaimana tidak, ketika seluruh pelayanan administratif hingga soal catering, pemondokan, bahkan sampai soal transportasi haji selama di Tanah Suci, seluruhnya sudah terkendali, hampir tak ada lagi hal lain yang perlu dipersiapkan jamaah, kecuali kekuatan fisik dan fokus hanya dalam soal peribadatan. Manfaatkan ibadah haji dengan sebaik-baiknya dengan tetap berpedoman, "inilah haji saya yang pertama dan terakhir" sehingga tumbuh keseriusan, kesungguhan, dan keyakinan bahwa seluruh rangkaian ibadah terpenuhi secara baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun