Bergesernya nilai-nilai perdamaian yang dibawa oleh Idul Fitri digantikannya oleh nilai-nilai provokatif dan kontroversi seakan sengaja dipilih sebagai ungkapan rasa "kegembiraan" mereka, tak peduli jika harus mengorbankan pihak lain.
Namun demikian, rasa-rasanya masih ada sedikit orang yang memaknai lebaran dengan penuh suka cita, sebagai ungkapan rasa syukur yang tak terhingga kepada sang Maha Kuasa, sekaligus menangkap pesan perdamaian melalui serangkaian aktivitas kemanusiaan secara humanis, toleran, dan menjauhi hasrat kekuasaan politik sesaat.
Merekalah sesungguhnya yang sanggup menangkap pesan Tuhan dari peristiwa puasa Ramadan, senantiasa mengagungkan nama-Nya karena merekalah sebenarnya orang-orang yang masuk dalam skenario-Nya, mendapat petunjuk untuk menjadi manusia dalam wujud kemanusiaan yang sebenarnya.
Politik akan dipahami sebagai wujud nilai-nilai perdamaian dan kebaikan, bukan menyuplai nilai keburukan dan permusuhan. Selamat Idul Fitri 1439 H. Maaf Lahir dan Batin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H