Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menakar Partai Oposisi yang Tak Pernah Serasi

23 April 2018   16:45 Diperbarui: 24 April 2018   09:11 2281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini jelas sangat disayangkan, karena harus ditumbuhkan dalam ruang-ruang politik, bahwa presiden tak harus Jokowi, harus ada capres lain yang mumpuni, sehingga proses demokratisasi semakin berjalan baik dan mantap. Menggaungnya meme #2019GantiPresiden harus dipandang sebagai hal positif dalam membangun suasana demokrasi yang semakin membaik.

Saya kira, setiap kekuatan oposisi harus sanggup melepaskan baju "egoisme" politiknya, membangun konsolidasi bersama-sama demi kepentingan jangka panjang yang lebih besar, bukan sekadar berebut "jatah" kekuasaan. Tidak ada yang sulit dalam konteks politik, jika sama-sama disadari bahwa politik tak harus melulu "kursi", "jabatan", atau gengsi kekuasaan, namun jauh dari itu, politik memiliki nilai "kebersamaan" untuk saling membangun, menata kehidupan yang lebih baik di masa-masa yang akan datang. 

Bahkan, politisi senior Amien Rais memprediksi, Prabowo dapat mengalahkan Jokowi di pilpres mendatang, karena melihat elektoral Prabowo di pilpres 2014 lalu berada pada level 46 persen, hanya tinggal menambah 8 persen saja, itu sudah cukup.

Saya meyakini bahwa soal politik-kekuasaan memang penuh banyak pertimbangan, walaupun yang tampak justru ketidakserasian yang diciptakan oleh masing-masing kekuatan oposan. Entah sampai kapan kekuatan politik oposisi ini menyatukan diri, membangun kekuatan politiknya secara serasi dalam satu irama memberikan dukungan secara nyata kepada siapapun yang nanti dijagokannya. 

Merayu parpol lain agar mau beralih dukungan kepada oposisi, justru semakin memperlambat konsolidasi yang akhirnya terkesan jalan sendiri-sendiri. Tapi itulah politik, semuanya ada ditangan kekuasaan kaum elit, rakyat biasa hanya sekadar "mencuit" dan menunggu kapan keserasian langkah kaum elitis mewujud dalam barisan kekuatan partai oposisi ini.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun