Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Afghanistan yang "Makmum" Presiden Jokowi

31 Januari 2018   06:10 Diperbarui: 31 Januari 2018   07:09 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ditengah kunjungan kenegaraannya ke di Asia Selatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba didaulat untuk memimpin salat jamaah dzuhur di salah satu masjid di wilayah Kabul, Afghanistan. 

Seluruh rombongan kepresidenan dan tuan rumah---termasuk Presiden Ghani---dan beberapa ulama Afghanistan menjadi makmum dalam salat jamaah kali ini. 

Bukanlah suatu kebetulan, bahwa Jokowi menjadi "imam kehormatan" dalam shalat berjamaah kali ini, sesuai dalam tradisi Sunni, seorang kepala negara (imam), tentu saja sudah semestinya identik dengan "imam" dalam salat, dimana seluruh "gerakan" imam harus selaras dan senada dengan makmumnya. Jika makmumnya tak selaras dengan imamnya, itu pertanda makmum "mufaraqah" (memisahkan diri) dari seluruh rangkaian salat jamaah.

Cerita soal salat jamaah Jokowi ini mengingatkan saya pada sebuah unggahan seorang kawan, ketika dirinya terburu-buru hendak mengejar waktu maghrib. 

Di sebuah rest area TMII yang akan menuju jalan tol Jagorawi, Muhib---sapaan akrab Ahmad Muhibuddin yang masih sepupu saya sendiri---kemudian memarkirkan mobilnya ke sebuah masjid. 

Sambil menunggu adzan Magrib berkumandang di Masjid Zahida, dirinya telah berada di barisan (shaf) paling depan untuk mengikuti rangkaian salat Maghrib. 

Salah satu jamaah kemudian mempersilahkan dirinya untuk menjadi imam dalam shalat. Seusai selesai salat, Muhib tanpa sengaja menoleh kebelakang, dan tampak beberapa orang tegap berdiri dengan berkaos warna merah bata dan bertuliskan "paspampres". Ternyata tanpa disadarinya, Presiden Jokowi saat itu hadir dan ikut salat jamaah maghrib disaat dirinya menjadi imam shalat tadi!

Melihat kondisi ini, saya berasumsi, Jokowi nampaknya sadar betul, bahwa menjaga waktu salat di awal waktu adalah sangat penting, tak peduli disela kesibukannya sebagai seorang pemimpin negara sekalipun. 

Salat tampaknya menjadi "kebutuhan" bukan lagi sekadar "kewajiban" bagi dirinya. Sulit untuk menjelaskan jika bukan karena pentingnya waktu salat di awal waktu, Jokowi rela mengorbankan waktunya untuk sekadar mampir di sebuah rest area kecil hanya menghormati waktu salat maghrib yang telah masuk. 

Muhib mungkin bukan orang pertama yang menunggu waktu salat maghrib berjamaah saat itu, tetapi Jokowi-lah yang terlebih dahulu datang ke masjid tersebut sebelum adzan Maghrib berkumandang.

Sejauh ini, tersebar isu-isu negatif soal Jokowi yang selalu diidentikkan dengan penguasa yang tak "pro-Islam" dengan berbagai tudingan-tudingan yang semakin hari kian tak masuk akal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun