Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PAN Menolak, JK Bertindak

1 November 2017   12:49 Diperbarui: 1 November 2017   14:16 5534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ungkapan Zulkifli Hasan yang tiba-tiba melunak soal perlunya revisi terhadap UU Ormas, jangan sekadar menjadi sikap "oportunistik" PAN untuk mempertahankan kursi kementriannya dalam pemerintahan Jokowi-JK. Bisa jadi akibat "sentilan" Pak JK ini lalu berimbas pada soal evaluasi parpol koalisi yang kemungkinan "mendepak" PAN dari unsur koalisi.

Saya rasa, menjadi "oposan" dalam sistem kekuasaan politik tidaklah dipandang buruk, malah bisa menjadi baik, karena jelas akan menjadi semacam penyeimbang bahkan "penyentil" yang tidak saja berfungsi menahan sikap "otoritarianisme" penguasa, tetapi akan lebih mudah menyampaikan aspirasi politik dari berbagai kelompok kritis di luar parlemen. 

Namun, jika saat ini PAN seperti bermain di "dua kaki" antara menjadi pendukung pemerintah sekaligus penyampai aspirasi kelompok politik diluar parlemen bahkan terkesan menjadi "bagian" didalamnya, rasa-rasanya PAN sedang mempertontonkan kegalauan politik yang luar biasa. 

Pilhannya kini hanya dua: menjadi parpol pendukung pemerintah atau oposisi, karena keduanya tetap baik jika konsisten menjalankan setiap garis kebijakan partainya yang selaras dengan isu kebijakan nasional. Jadi, setelah "disentil" Pak JK, quo vadis PAN? Mau menjadi oposisi atau tetap berada di koalisi pemerintahan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun