Sulit untuk tidak mengatakan, bahwa parpol pada akhirnya kehilangan ideologi rasionalitas politiknya dan lebih memilih jalan tradisional, melalui pendekatan-pendekatan politik berdasarkan kesamaan ideologis, bukan kesamaan platform maupun program kerja. Padahal, tanpa melihat pada kesamaan ideologis, parpol yang memiliki basis keagamaan---baik itu yang bersifat tradisionalis maupun modernis---dapat saja melakukan koalisi mengusung salah satu kandidat yang memiliki pengalaman dan track record yang baik dalam masalah kepolitikan.Â
Tetapi, karena atas dasar perbedaan "ideologis" beberapa parpol sepertinya enggan melakukan koalisi dan lebih memilih membuat "poros baru" meskipun tak mengusung kadernya sendiri. Jadi, tinggal kita tunggu bagaimana La Nyalla mampu membuat terobosan di tengah dominasi politik kelompok "muslim tradisionalis" karena dirinya benar-benar berada dalam lingkaran kekuatan politik kelompok "muslim modernis". Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H