Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pinangan Politik PKS dan Soal "Nasionalis-Religius" Dedi Mulyadi

29 Oktober 2017   21:25 Diperbarui: 29 Oktober 2017   21:46 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Warga Jabar pada akhirnya terus menunggu, siapa yang akan diusung PDI-P sebenarnya di Pilgub Jabar 2018 nanti? Walaupun sinyal politik nampaknya lebih kuat pada sosok Kang Dedi yang merupakan representasi kekuatan "nasionalis-religius" yang juga sejauh ini disukai PDI-P. PKS kemudian mencoba "meminang" Kang Dedi secara tidak langsung dengan menyatakan kemungkinan koalisi nasionalis-religius yang mewujud dalam koalisi antarparpol dalam ajang kontestasi politik. 

Meskipun PKS dan Gerindra telah lebih dulu mendeklarasikan dukungannya kepada Demiz di Pilgub Jabar, namun sulit jika PKS menyodorkan Demiz sebagai cagub Jabar pilihan koalisi, karena PDI-P nampaknya condong kepada Kang Dedi.

Jadi, Pilgub Jabar menjadi semakin menarik, karena "baju parpol" yang melekat pada seorang kontestan ternyata tak begitu mempunyai kekuatan, tetapi soal elektabilitas dan keyakinan atas sebuah asumsi "nasionalis-religius", sebagaimana yang diusung beberapa parpol yang kemudian memilih Kang Emil, Kang Dedi atau Demiz. 

Walaupun pada akhirnya, sebuah kekuatan dengan menggunakan bahasa politik tertentu justru akan lebih "menjual" dibandingkan cara pandang yang melulu simbolisasi melalui latar belakang parpol yang melekat dalam diri seorang kontestan. Konsep nasionalis-religius yang diungkap PKS agar bisa dilirik PDI-P di Pilgub Jabar nanti, bisa saja mewujud dalam mengusung "Duo Dedi" di ajang kontestasi bertarung melawan Kang Emil yang selama ini sangat seksi dan diidolakan oleh berbagai lembaga survei. Kita lihat saja nanti!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun