Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Soal Fulus Haji yang Kontroversi

31 Juli 2017   12:07 Diperbarui: 1 Agustus 2017   22:51 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kira, BPKH juga harus merespon pernyataan presiden ini secara positif, melalui kajian mendalam peruntukkan dana haji ini agar pengelola kemanfaatannya akan kembali kepada umat. Karena menyangkut umat Islam, maka sudah semestinya BPKH menggandeng lembaga ulama seperti MUI untuk tetap mengawal ketika dana haji ini dialihkan pengelolaannya untuk kemanfaatan diluar kepentingan ibadah haji. Sebagai umat muslim, saya kira perlu pengembangan kajian fikih sosial yang dapat menyentuh langsung aspek kemanfaatan yang dirasakan masyarakat, terutama soal penggunaan dana haji ini untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur.

Saya kira, tidak perlu kaku dalam memandang persoalan dana haji ini yang menjadi polemik soal boleh tidaknya dimanfaatkan untuk hal lain, diluar konteks perhajian. Dalam kacama fikih sosial, terdapat sebuah kaidah umum: "tasharruf al-imam 'ala al-ra'iyyah manuutun bi al-maslahah" (kebijakan dan tindakan pemimpin harus terkait langsung dengan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya). Prinsip "kemaslahatan" adalah hal utama yang harus menjadi patokan para pemimpin, sehingga dana haji selama dipergunakan untuk kemaslahatan jelas dibenarkan oleh ajaran Islam. Inilah barangkali yang membuat John Kenneth Galbraith terinspirasi membuat sebuah karya yang cukup masyhur, "The Affluent Society" yang menekankan soal "kecukupan" ekonomi, baik yang bersifat perorangan maupun keseluruhan masyarakat (affluent society).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun