Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kampus, dari Radikalisme hingga "Transaksi" Jabatan

2 Juni 2017   14:33 Diperbarui: 2 Juni 2017   15:50 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Money. Inc.

Bahkan saking kentalnya nuansa bisnis dalam kampus, karakteristik kampus sebagai pendidik, penular gagasan dan wacana keilmuan, pusat transmisi peradaban justru terkesan memudar dan menipis dikalahkan oleh ambisi bisnisnya yang terlampau besar. Menguatnya iklim radikalisme di kampus-kampus adalah contoh nyata dari kecenderungan kampus dalam mengembangkan sebuah korporasi besar yang tentu saja berkalkulasi secara ekonomi, walaupun abai terhadap “core values”-nya sendiri sebagai penopang peradaban melalui ilmu pengetahuan.

Saya tentu sangat menyayangkan, sebagai bagian yang pernah “hidup” dalam lingkungan kampus, dididik dan dibesarkan oleh kampus yang sempat memperoleh suntikan wacana ideologis dan keilmuan sehingga membentuk karakteristik lulusan-lulusan perguruan tinggi yang siap berkompetisi. Sungguh sangat bertolak belakang dengan kondisi kampus masa kini, ia merubah stereotype-nya, sebagai penyemai paham radikalisme dan lokasi ajang perebutan serta praktik transaksi jual beli jabatan yang begitu kentara dan menjadi tradisi. 

Sayang, kebesaran dan kehebatan kampus tak lagi seperti dulu, yang melahirkan para ilmuwan, budayawan, kritikus yang selalu mengharumkan bangsa dan negeri ini. Lalu, jika kampus sekarang hanya sebentuk korporasi bisnis yang terus mengejar keuntungan materi dan melupakan tugas utamanya sebagai pembangun peradaban melalui beragam wawasan keilmuan, bagaimana bisa melahirkan para lulusan yang mewujud secara profesional dan terlibat aktif mewarnai kehidupan negeri ini seperti dulu?

Wallahu a’lam bisshawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun