Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Maulid dan Pesan Politik Nabi Muhammad

12 Desember 2016   11:01 Diperbarui: 12 Desember 2016   17:20 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (kfk.kompas.com)

Sikap itulah yang kemudian diekspresikan melalui sujud, sebagi simbol egalitarianisme (semua orang adalah sederajat di hadapan Tuhan) sekaligus suatu penolakan atas arogansi keakuan pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri. Muhammad kemudian mengajarkan zakat, agar yang kuat membantu yang lemah, sehingga seharusnya tidak ada lagi mereka yang menderita kemiskinan apalagi kelaparan karena sesungguhnya seorang muslim wajib membantu dengan cara menyisihkan sebagian harta mereka untuk membantu mereka yang kekurangan.

Tidak perlu kita memperdebatkan dogma yang terkadang sulit untuk dimengerti. Pesan Muhammad sungguh sangat sederhana: keadilan sosial dalam konsep “ummat” merupakan nilai kebaikan utama dalam ajaran Islam. Kesejaheraan sosial dan politik dari ummat merupakan nilai sakral yang dibangun oleh apa yang diinginkan Muhammad sekaligus cara yang dikehendaki Tuhan bagi umat manusia. Jika ummat makmur, ini artinya sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan dan sekaligus dicita-citakan utusan-Nya, Muhammad. 

Pesannya sama dengan pesan-pesan Nabi sebelumnya, Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman dan Isa yakni tidak membatalkan agama-agama terdahulu atau membuat kepercayaan baru, (lihat QS al-Baqarah: 129-132 dan As-Shaaf: 6). 

Di sinilah letak orisinalitas pesan Nabi Muhammad kepada ummat manusia, di mana pesan ilahiah disampaikan dalam ranah insaniyah yang menggugah kesadaran ummat untuk menciptakan kesejahteraan, melalui keadilan sosial, egalitarianisme dan kasih sayang. Kita tentunya harus senantiasa mengingat pesan Nabi yang walaupun diucapkan 15 abad yang lalu, namun tetap menjadi spirit bagi seluruh umat manusia. Shallallahu ‘alannabiy.  

Wallahu a'lam bisshawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun