Strategi yang ketiga sebagaimana disebutkan merupakan aspek paling penting yang dapat dijadikan strategi mengubah image negatif publik terhadap seorang kontestan yang telanjur buruk. Dalam strategi ini, perhatian masyarakat dapat digeser dari hal-hal apa pun yang terkait dengan image negatif ke arah hal-hal yang dapat membangkitkan citra positif.
Pengalihan perhatian ini dapat dilakukan melalui komunikasi yang tepat, seperti misalnya membanjiri opini publik dengan hal-hal positif yang melekat dalam diri seorang kontestan dan bertolak belakang dengan opini publik yang cenderung menilainya secara negatif. Refocussing juga bisa dilakukan melalui teknik pengalihan isu agar publik tidak terlalu fokus terhadap image negatif yang justru sedang melekat dalam diri seorang kontestan politik. Buatlah isu-isu “tandingan” yang seolah-olah ada peristiwa lain yang lebih besar sehingga dapat menurunkan tekanan publik terhadap dirinya.
Asumsi saya, beban elektoral Ahok di Pilkada Jakarta kali ini bisa dibilang sangat berat sehingga diperlukan strategi-strategi yang tepat untuk mengembalikan citra positif petahana di hadapan publik. Menyederhanakan masalah hanya pada soal penistaan agama yang disematkan pada diri Ahok justru terlalu gegabah dan simplistis.
Saya kira, Ahok bukanlah pribadi yang “bebas nilai” yang cenderung dipandang banyak pendukungnya secara monolitik. Pengalaman Ahok dalam dunia politik, seperti menjadi bupati, anggota DPR atau berkali-kali “keluar-masuk” parpol harus dipandang sebagai bagian dari “multidemensional” pribadi dirinya sebagai politisi yang justru tidak bebas nilai. Setiap sikap dan tindak-tanduknya pasti memiliki keterkaitan erat dengan wilayah publik yang pada setiap sisinya mengandung artikulasi dan pesan-pesan politik yang dapat membangkitkan image positif dan juga image negatif. Bangunlah strategi yang tepat untuk mendongkrak keterpurukan elektabilitasnya melalui aksi-aksi politik yang lebih bermartabat.
Wallahu a'lam bisshawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H