Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena “God of Battle” di Pilkada Jakarta

7 Oktober 2016   15:34 Diperbarui: 7 Oktober 2016   15:45 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kira, ketika kita membaca berbagai rilis lembaga survey cukup memberikan gambaran bahwa tingkat elektabilitas para cagub di DKI Jakarta relatif memiliki potensi menang yang sama, tanpa harus dihubungkan dengan preferensi pemilih Jakarta berdasarkan latar belakang agama. Lembaga Survey Populi Center misalnya, membeberkan rilisnya soal elektabilitas para cagub DKI Jakarta, dimana pasangan Ahok-Djarot memperoleh 31,9 persen; Anies-Sandiaga 23,2 persen; dan Agus-Sylviana 16,7 persen. Lagi-lagi munculnya angka-angka ini tidaklah kemudian diukur berdasarkan preferensi para pemilih Jakarta dengan latar belakang agama tertentu.

Meski demikian, semangat keagamaan yang kemudian ditonjolkan oleh para pendukung masing-masing cagub masih berada dalam tahap kewajaran, karena belum sampai ada upaya pemaksaan atau intimidasi berlebih agar pemilih dengan keyakinan agama tertentu harus memilih pemimpin sesuai dengan latar belakang agama pemilihnya. Saya melihat, meskipun terdapat resistensi sebagian masyarakat muslim terhadap kepemimpinan non-muslim persentasenya masih rendah walaupun dipermukaan nampak seakan-akan seperti bentuk intimidasi politik untuk memilih berdasarkan latar belakang agama. 

Pada akhirnya, rasionalitaslah yang kemudian dipergunakan dalam soal penentuan pilihan politik warga Jakarta. Bagi saya, politik merupakan wilayah profan, sehingga meskipun ada semangat keagamaan yang muncul didalamnya itu sebatas diskursus sehingga dinamisasi politik tetap terjaga sebagai bentuk apresiasi pemikiran manusia. Pilihlah yang sesuai dengan keyakinanmu dan tinggalkan pemimpin yang meragukanmu!

Wallahu a'lam bisshawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun