Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasus Andrew dan Sikap Toleransi Kita yang Tercabik

31 Agustus 2016   12:02 Diperbarui: 1 September 2016   05:33 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah realitas masyarakat kita yang sesungguhnya betapa membangun sebuah toleransi perlu didasari oleh banyak hal, terutama disadarkan oleh kenyataan bahwa Indonesia adalah komunitas bangsa yang multikultural, multietnis, multiagama dan tentunya multipemikiran. Michael Walzer bahkan mengaskan bahwa toleransi adalah keniscayaan dalam ruang individual juga ruang publik karena toleransi sendiri bertujuan untuk membangun hidup damai (peacefull coexistance) diantara pelbagai kelompok masyarakat ditengah pelbagai perbedaan budaya, sejarah dan identitas.  

Toleransi dengan demikian menuntut penerimaan kita akan banyak hal, terutama segala hal yang berkaitan dengan perbedaan. Toleransi seharusnya dapat membentuk kemungkinan-kemungkinan sikap, baik itu karena adanya perbedaan, keragaman, atau pengakuan atas hak dan eksistensi orang lain yang berbeda dengan diri kita. Tuhan menciptakan manusia itu berbeda-beda dari segi kebiasaan, budaya bahkan dari segi fisik tidak ada yang sama. 

Penerimaan terhadap aspek perbedaan apapun yang ada dalam diri manusia harus ditumbuhkembangkan jika ingin membentuk sebuah bangsa yang toleran. Tingkat toleransi yang maksimal juga akan melahirkan bangsa dengan tingkat keadaban dan peradaban yang baik dan maju. Jangan sampai kenyataan toleransi yang ada saat ini seakan-akan seperti tidak ada, atau dalam pepatah Arab disebut, “wujuduhu ka ‘adamihi”. Toleransi jangan hanya sekedar retorika yang digembor-gemborkan banyak pihak tapi miskin soal pelaksanaannya.

Wallahu a’lam bisshawab 

 Facebook        Twitter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun