Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemerdekaan Adalah Perjuangan Tanpa Henti

18 Agustus 2016   12:28 Diperbarui: 19 Agustus 2016   01:48 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memaknai kemerdekaan yang berhubungan dengan kebebasan setiap individu dalam bangsa ini memang tidaklah mudah. Ukuran-ukuran kebebasan atau kemerdekaan pun terkadang bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam ranah sosial-politik, demokrasi bisa menjadi ukuran setiap individu dalam meraih kebebasannya mengartikulasikan kepentingan sosial-politiknya. Hak-hak warga negara terasa dilindungi dan diberi kebebasan untuk memilih dan dipilih. 

Namun terkadang, pendekatan legal-struktural yang diperjuangkan oleh gerakan demokrasi hanya bisa dijangkau secara legal-formal dan tidak berlaku jika menggunakan referensi moral. Maka yang terjadi saat ini adalah semacam “kemerdekaan semu” dimana hak-hak dan kebebasan warga negara “dipaksa” mengikuti aturan-aturan legal-formal demokrasi tanpa memperhatikan pijakan-pijakan moral. 

Padahal, untuk mengukur apakah seseorang atau masyarakat sudah mencapai derajat bebas-merdeka, tidak hanya dilihat dari sudut pandang politik-formal, melainkan lebih dalam lagi, diukur dari ketulusan hidup dan kekuatan kepribadiannya dalam memandang prinsip hidup yang benar dan baik.

Dengan memberikan makna Kemerdekaan Indonesia kali ini, berarti kita harus berjuang secara terus menerus mengisi kemerdekaan melalui cita-cita moral yang selalu hidup dan dapat mewarnai perjalanan bangsa ini dalam membangun sebuah peradaban yang lebih baik. Kita semua tahu, bahwa cita-cita moral bangsa ini sudah dicetuskan dan terangkum dalam nilai-nilai abadi yang ada dalam Pancasila. Inilah sebenarnya warisan kemerdekaan yang seharusnya senantiasa didengung-dengungkan kepada setiap generasi yang hidup di negara ini. 

Namun sangat disayangkan, modernisasi dan kapitalisasi yang menghantam bangsa ini sedikit demi sedikit telah mengikis rasa nasionalisme kita, menumbangkan cita-cita luhur moralitas kita yang telah diperjuangkan para pendahulu kita di negeri ini. Kemerdekaan seakan-akan hanya menjadi bentuk “kebebasan” untuk meraup keuntungan secara pribadi, menindas bangsa sendiri dan bahkan memenjarakan hak-hak orang lain agar mereka tidak merdeka.

Wallahu a'lam bisshawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun