Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memanfaatkan e-Learning Ciri Indonesia Tidak Gaptek

31 Mei 2016   07:23 Diperbarui: 31 Mei 2016   07:30 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan dunia digital di hampir seluruh dunia saat ini mengalami peningkatan yang sungguh signifikan, tak terkecuali di Indonesia. Meskipun Indonesia bukan negara maju seperti Jepang atau Amerika Serikat, namun dalam dunia teknologi dan informasi, Indonesia disebut sebagai negara paling banyak bersentuhan dengan dunia digital, paling tidak dalam dunia media sosial (medsos). Dalam dunia medsos, Indonesia menempati peringkat ketiga diantara negara pengguna Facebook terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Bahkan, sebagai pengguna medsos, Indonesia menembus pengguna terbanyak, yaitu 79 juta pengguna yang aksesnya dilakukan via mobile dibanding negara-negara maju lainnya. Tak hanya itu, Indonesia juga disebut sebagai pengguna internet terbanyak ke 6 di dunia setelah Jepang, Brazil, India, Amerika Serikat dan China. Data dari Kemkominfo menyebutkan, jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 82 juta orang.

Saat ini, internet bukan lagi sebuah pilihan bagi masyarakat tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan terutama bagi mereka yang berada di wilayah yang jangkauan koneksi internetnya sudah baik. Jika dulu internet hanya terbatas digunakan untuk urusan-urusan yang bersifat digitalisasi data, baik email, browsing atau medsos, sekarang ini penggunaan internet tak hanya sekedar untuk eksis, tetapi untuk berbisnis, menikmati hiburan, pendidikan bahkan hanya sekedar untuk mencari tukang tambal ban saja internet sudah menyediakan. Hal ini tidak lain merupakan dorongan dan dukungan pemerintah secara terus menerus dalam mengembangkan dunia teknologi informasi di Indonesia. Sejak Presiden Jokowi dilantik pada 2014 lalu, ia pun menyadari pentingnya teknologi sehingga mendorong pertumbuhan e-commerce, mengapresiasi berbagai kebutuhan masyarakat dengan basis teknologi, seperti Gojek, M-Fish bagi nelayan dan yang paling baru adalah aplikasi Qlue guna memantau perkembangan masyarakat, terutama di Ibu Kota, yang aspirasinya mudah didigitalisasikan melalui RT/RW setempat.

Kemajuan teknologi yang begitu cepat, menuntut banyak negara agar terus-menerus mengikuti dan menyesuaikan kondisinya dengan teknologi yang sedang berkembang. Masa depan dunia saat ini nampaknya akan lebih banyak dibentuk secara digital melalui konsep big data yang bersifat online. Jika melihat Indonesia saat ini, perkembangan menuju konsep big data dan aplikasinya terhadap berbagai macam aspek kehidupan masyarakat sudah semakin banyak diterapkan. Konsep ini nampaknya disamping memiliki kemudahan dalam pengelolaannya, juga memiliki landasan yang lebih jelas terutama dalam mengevaluasi setiap kebijakan publik. Data-data yang dibutuhkan masyarakat yang dulu berbasis paper atau book yang kadang sulit diakses karena pencariannya dilakukan secara manual, kini masyarakat dimudahkan untuk mengakses data-data publik yang disediakan pemerintah atau pihak swasta. Masyarakat tidak lagi membutuhkan mobilisasi yang rumit untuk pencarian data, tetapi cukup dengan memanfaatkan akses internet. Data-data ini disimpan secara online dalam bentuk digital sehingga bisa menghemat banyak hal, baik secara media penyimpanan, keamanan, ketahanan sebuah data yang disimpan dalam waktu lama.

Dibawah pemerintahan Jokowi, Indonesia mendorong pertumbuhan digitalisasi data sehingga masyarakat tidak hanya sekedar sebagai konsumen produk-produk digital tetapi juga didorong menjadi produsen produk-produk digital. Penggalangan apa yang disebut sebagai big data kini sudah benar-benar dirasakan manfaatnya untuk masyarakat Indonesia, apalagi saat ini, sekitar 90 persen data yang tercipta lahir dalam jangka kurang lebih dua tahun dan ini membutuhkan pengelolaan data digital secara lebih baik. Data-data tersebut kemudian dimanfaatkan oleh berbagai produsen berbasis teknologi untuk melakukan pemasaran atau penentuan kebijakan secara digital dalam berbagai bentuk dan salah satunya adalah model pendidikan internet jarak jauh atau e-learning.

E-learning sejatinya bukanlah produk baru, ia lahir dan mulai dikenal di Indonesia sejak 1990 yang lalu hanya saja sifatnya masih offline. Perangkat e-learning dahulu harus diinstal terlebih dahulu dalam komputer kemudian baru dapat dioperasikan. Saat ini, perkembangan digitalisasi dan penggunaan big data telah menciptakan e-learning yang semakin mudah, cepat dan lengkap, seperti yang ditawarkan oleh sebuah penyedia jasa e-learning Indonesia, Harukaedu. Konsep Harukaedu nampaknya didorong oleh berkembangnya jumlah pengguna internet di Indonesia, tingkat melek masyarakat terhadap dunia digital meningkat dan tumbuhnya apa yang disebut sebagai big data semakin cepat karena dorongan dari pemerintah. Jika di tataran pemerintah daerah ada konsep smartcity yang dikembangkan di Surabaya sebagai kota yang berbasis digital, maka dalam bidang pendidikan online ada Harukaedu yang memberikan paket pembelajaran online kepada masyarakat dengan berbasis one stop e-learning solutions. Harukaedu lebih terfokus kepada pendidikan tinggi, baik untuk level strata-1 atau strata-2 dan telah memiliki akreditasi “B” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Indonesia.

Konsep e-learning yang ditawarkan Harukaedu memberikan akses pendidikan yang terbuka, mudah dan tanpa batas. Masyarakat Indonesia dibelahan wilayah manapun, selama memiliki akses internet yang baik, dapat mengikuti pendidikan tanpa harus melakukan tatap muka didalam kelas sebagaimana konsep dunia pendidikan konvensional selama ini. Bagi sekelompok masyarakat yang tidak sempat mengenyam pendidikan strata-1 karena kesibukannya dapat memanfaatkan pendidikan online melalui e-learning yang ditawarkan.   Apalagi, era keterbukaan informasi yang saat ini melanda seluruh dunia, mau tidak mau harus disikapi oleh Indonesia melalui terobosan-terobosan terbaru dalam berbagai hal, termasuk bisnis atau pendidikan yang dilakukan secara online. Harukaedudalam hal ini memberikan terobosan dalam dunia pendidikan digital, melalui apa yang dikenal masyarakat sebagai e-learning.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun